"Hah!"
"Cari sarapan! Nanti, Mas pasti tahu!"
Tawamu pecah. Aku juga. Kunikmati ceriamu pagi itu, pengganti tangismu. Aku tak bisa terjemahkan rasaku. Juga tak biasa, ujarkan lugas inginku. Tujuanku hanya satu. Kau tahu. Hadirku untukmu.
"Nik salin dulu!"
"Gak usah!"
"Mas..."
"Biar orang tahu!"
"Apa?"
"Kalau gak mandi!"
Kau tertawa. Kuhabiskan isi gelasku. Kau raih tasku, juga gelas kosong. Segera ke dalam rumah. Agak lama. Kau muncul dari balik pintu. Sudah rapi. Tak berganti baju. Tapi jilbabmu berubah warna. Kau tersenyum. Berdiri di samping bangkuku. Menunggu. Aku bangkit dari duduk.
"Curang!"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!