Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Masa Lalu vs Masa Kini, Pemenangnya Adalah...

14 September 2019   00:57 Diperbarui: 14 September 2019   01:40 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Masa lalu selalu menjadi pemenang dalam perbandingan dengan masa kini. Aih, kok bisa?

Terkadang kasihan juga melihat anak-anak lelaki kecil sekarang. Tak banyak ruang untuk berlarian di tanah-tanah kosong, untuk bersama bermain bola sepulang sekolah. Padahal cuma gulungan plastik yang berbentuk bola.

Atau melakukan balapan gelondongan ban motor bekas, dengan alat pacu berbekal sepotong kayu berkeliling kampung. Ada lagi? Bermain layangan, gundu atau apalah yang penting bersama. Haha..

Bisa juga semisal, kumpulan anak-anak perempuan yang sibuk memetik daun dan bunga aneka warna. Bermain masakan semisal gado-gado atau pecel, dengan kuah kacangnya dari pasir atau tanah bercampur gilingan halus pecahan batubata.

Atau malah berebutan keliling kampung mencari tutup botol berbahan seng, yang ditumbuk pipih, dan disepakati sebagai mata uang dunia anak. Akhirnya bermain peran menjadi penjual dan pembeli. Yang lain? Congklak, bola bekel, atau bermain loncat tali berbahan karet gelang yang dijalin panjang. Ahaaay...

Illustrated by pixabay.com
Illustrated by pixabay.com
Saat mareta (masa remaja tanggung). Para lelaki sudah mulai sering merapikan diri. Mengintai putih telur di dapur sebagai pengganti minyak rambut. dan menyusun strategi untuk "tampil" di depan cewek yang disukai. Tanpa bicara dan mesti menjadi misi rahasia. Kecuali dengan teman akrab. Agar tak saling ganggu. Haha..


Nah! Remaja putri, berjuang membebaskan diri dari kutu rambut, mesti tampil resik dan wangi. Biasanya mulai mengenal parfum atau lotion yang dijual sasetan. Sambil melatih diri senyum-senyum di depan cermin. Agar, jika nanti ada momentum salah tingkah. Pilihan refleksnya, terlihat anggun saat menutup mulut dan wajah, atau mengusap rambut. Hihi....

Kelas terakhir di SMP hingga masa SMA. Adalah masa yang berapi-api! Eh, malah ingat lagu Bung Rhoma! Maksudku, masa ini biasanya gampang panas, gampang terbakar juga terkadang menghanguskan diri sendiri.

Dada terasa berdebar saat menerima salam dan surat cinta dari yang ditaksir. Para laki-laki berjuang setengah mati membuat puisi, atau mengutip dari lirik-lagu yang populer, agar suratnya bisa sedikit lebih panjang dari satu halaman. yang perempuan berlatih tulisan indah, agar saat membalas surat tak malu, jika tulisannya disebut cakar ayam.

Sambil sesekali pejantan tangguh menghafal pantun. Semisal,

"empat kali empat sama dengan enambelas. Sempat tak sempat, harap dibalas!"

Maka, yang perempuan akan menulis dengan huruf khusus di lipatan surat paling depan, sebagai balasan. Umumnya akan tertulis:

"Buah duku buah kedondong, senyum dulu dong!"

Jika surat-suratan lancar berbalas, itu sebagai tanda mulai pacaran. Maka teman yang dijadikan merpati pos, sekaligus akan berfungsi sebagai pengawal khusus saat pacaran. Karena memegang kuat prinsip malu-malu tapi mau. Haha..

Bisa jadi, hati tetiba menjadi panas dan cemburu. Padahal, rasa memiliki lebih besar daripada usaha yang dimiliki. Terkadang juga terjadi permusuhan dan pertengkaran. Bisa perkelahian atau putusnya pertemanan.

Acara perpisahan di SMA adalah titik awal kenangan. Berbekal pemberian barang kenang-kenangan di saat perpisahan, ingatan akan cerita dan kisah, juga beberapa foto yang tersimpan dalam satu album. Bonus dari tempat cuci cetak foto. Haha...

Illustrated by pixabay.com
Illustrated by pixabay.com
Aku gak menulis masa kuliah, ya? Karena tak semua orang alami itu. Jadi tak ringkas aja celotehku di artikel ini. Lanjut?


Saat puluhan atau belasan tahun kemudian bersua lagi. Hadirlah berbagai kejutan, jika salah dianggap keajaiban. Mungkin saja akan bertemu teman yang dulunya pemalu, malah jadi publik figur. yang kecilnya kemayu malah jadi tentara. Haha

Tak hanya itu! Saat reunian, kekagetan akan berlanjut. Dulunya saling membenci, tahu-tuhu jadi pasangan suami istri. Yang dulunya bunga sekolah malah belum menikah. Teman lelaki yang dulunya pendiam, istrinya diam-diam udah tiga! Atau, dulunya susah sekarang jadi orang kaya. Ada gak sih?

Tuh! Coba bayangkan, kejadian atau peristiwa yang kutulis tadi. Kukira bakal sepakat jika masa lalu itu, bakal jadi pemenang dibandingkan masa kini, kan? Haha..

Pasti ada, kepahitan, tragedi atau momen tragis yang dihadapi setiap orang. Sesuai garis hidup masing-masing individu yang nyaman berdiam di ingatan, ya?

Namun, jika saat ini ingatan itu, tak bisa terhapus. Biasanya, kenangan indah dulu akan mampu menggesernya. Walaupun hanya sementara. Ahaaaaay..

Eh, seperti itukah? Atau aku salah? Atau ada di antara tulisan ini yang menjemput kenangan dulu. Sambil diam-diam senyam-senyum sendiri? Kalau begitu, hayuk salaman...

Curup, 14.09.2019
zaldychan
[ditulis untuk Kompasiana]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun