Semakin kuat, cengkram tanganmu di lengan kiriku. Sorot matamu ingin tahu.
Kuajukan jari telunjuk ke dahi. Memintamu berfikir. Butuh waktu. Akhirnya, kau diam tak bereaksi. Perlahan kau lepas tanganku. Kau ubah posisi dudukmu ke hadapku.
"Mas mau..."
"Iya! Tapi nunggu awal tahun!"
"Jadi, Nunik..."
"Masih dua bulan lagi, kan?"
Bila sepasang insan. Terikat rasa, usai satukan asa. Kukira, akan benci kata berpisah. Tapi jika itu adalah obat. Harus direguk. Walaupun pahit. Hal itu, malam ini kau temui.
"Nik mengerti?"
"Iya..."
"Jika..."
Kalimatku terhenti. Tanganmu membekap mulutku. Dari matamu. Aku tahu. Kau tak mau, kuteruskan ucapanku.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!