kepak sayap matahari bergerak pelan mengajak putik-putik mimpi menuju peraduan sunyi. melupakan pengorbanan bulir-bulir embun penyejuk pagi, mengikis perjuangan angin mengusir debu siang berdaki. di ambang sore terhenti berharap tetesan hujan penutup tirai hari.
langkah anak-anak langit membilas mimpi, mengajak kaki menapaki alur pergi. alunkan senandung nyanyian nyeri anak negeri.
pendar cahaya lilin patuh tergantung kaku di dinding bisu, bertahan dalam lelah agar tak berjatuhan menguji tetesan pijar-pijar haru, diam meredam riuh desakan gejolak gagu perindu. menyimak ragam kisah lugu para pendahulu berselimut ragu.
anak-anak langit menyimpan rapi keteguhan hati, membingkai tahta keinginan mahkota mimpi. alunkan ketabahan nyali di pusara janji anak negeri.
barangkali, butuh seribu satu pemberani yang mampu mengusik mimpi. agar tak lagi tertidur dan kembali terkubur.
Curup, 27.08.2019
zaldychan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H