Hujan semakin deras. Azan isya terdengar sayup. Bercampur bunyi deraian butir hujan. Aku diam. Mencoba rangkai kata, agar tak lagi ada tangismu. Nyaris bersamaan, kau dan aku saling tatap. Kau tersenyum. Aku menunggu.
"Mas, besok Nik..."
"Ke rumah dulu, ya? Mas gak bisa jemput!"
"Iya. Jam berapa?"
"Acara mulai jam sembilan!"
"Nik datang pagi!"
"Tolong kawal Amak dan Abak di Auditorium!"
"Kan, untuk dua orang?"
"Itu, urusan Mas!"
Aku tertawa. Kembali menyalakan sebatang rokok. Kau tersenyum menatapku. Cuma sebentar. Wajahmu berubah serius.
"Mas! Tak apa, kan? Kalau besok Nik pakai..."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!