"Tapi Nik..."
"Usaha dulu!Sampai akhir tahun! Sekalian bereskan urusan Mas."
"Kalau belum?"
"Apa?"
"Kalau skripsi Nunik belum..."
"Mas harus pergi!"
Aku tahu. Kalimat itu, tak ingin kau dengar. Sesaat kau tertunduk. Perlahan kau angkat wajahmu, matamu menikam manik mataku. Masih bersisa bening di sudut matamu. Kau anggukkan kepala.
"Nik mengerti, kan?"
"Iya!"
"Biar Mas bisa..."
Suaraku, bergetar dan lenyap. Rasaku membuncah. Tak kutemui kata yang tepat. Agar berujar lugas padamu. Tak banyak momen kulalui bersamamu, dengan suasana seperti itu. Ucapanku tak sekedar rasa. Tapi asa.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!