Hari itu rabu. Jelang dzuhur. Kau bersamaku di kampus. Agenda pembagian toga. Guna hindari antrian, sejak datang. Kau langsung kuajak duduk berdua di sudut biru kantin. Kopiku bersisa setengah. Kau memainkan sendok, di gelas jus jeruk pesananmu.
"Mas..."
"Hah?"
"Amak berangkat hari ini?"
"Besok! Sampainya jum'at pagi!"
"Abak?"
"Berdua."
Kau tersenyum. Menikmati isi gelasmu. Senin pagi kemarin. Kukabari via telpon, ada balasan surat dari Curup. Amak dan Abak akan hadiri wisudaku. Kecuali di awal, telponku hanya berbunyi satu arah. Tak lagi kudengar suaramu. Sampai kututup gagang telpon. Aku tahu, suasana hatimu pagi itu.
"Mas nunggu di terminal, kan?"
"Harus! Kan belum pernah ke rumah?"
"Nik ikut, boleh?"