Seksi perlengkapan sibuk menginventarisir semua kebutuhan saat tujuhbelasan, seksi konsumsi menjadi tanggung jawab remaja putri dan ibu-ibu.
Biasanya, rapat akan sedikit tersendat. Saat membicarakan tentang Kebutuhan dan rincian dana untuk perlengkapan, hadiah dan konsumsi. Iya, kan? Karena untuk bersama, dengan jargon "mangan gak mangan sing penting ngumpul," maka segera ditemukan solusi. Â
Maka sejak malam tanggal 16 Agustus. Diwarnai dengan organ tunggal atau aplikasi karaoke, semua warga berkumpul. Bapak-bapak main domino, ibu-ibu lomba karaoke. Biasanya, berlanjut sampai shubuh, dengan acara bebas yang penting tak ada yang membuat onar.
Pukul delapan pagi, dimulailah aneka lomba. Kembali semua warga terlibat. Aneka raut wajah tersaji. Akan ada keceriaan, tawa bahagia, kekecewaan sesaat karena kalah atau dikalahkan saat lomba. Namun semua energi positif berhimpun. Bahwa kegiatan ini untuk bersama dan kebersamaan.
Butuh satu atau dua hari, terkadang satu minggu. Untuk kembali merapikan lingkungan dari sisa perayaaan tujuhbelasan. Mengembalikan alat-alat yang dipinjam. Membujuk pemilik barang agar ikhlas, jika barang yang dipinjam rusak atau hilang. Bahkan terkadang dibiarkan saja. Hingga waktu mengembalikan seperti semula.
Tak perlu ada pembubaran panitia. Tak perlu ada evaluasi kegiatan dan juga tak perlu ada laporan kegiatan. Kebahagiaan bersama itu yang paling penting.Â
Bukan rahasia lagi, masalah keberadaan uang akan jadi bibit perrpecahan, kan? Nah, Jika pun ada yang ribut tentang transparansi dan akuntabilitas dana. Maka dengan alasan kegiatan itu untuk bersenang-senang. Tak usah diributkan!
Dahi semua anak-anak akan segera berkerut, dan suasana kelas akan hening. Saat guru bertanya. "Apa makna dari perayaan tujuhbelasan itu untuk kemerdekaan?". Maka, telunjuk guru berperan besar untuk menemukan jawaban.