"Mas..."
"Hapus dulu air mata itu!"
"Maafkan Nunik."
"Jangan nangis lagi!"
"Nik belum bisa..."
"Udah! Gak usah dibahas..."
"Tapi..."
"Mas pulang, ya?"
Kau tahu nada itu. Juga paham caraku. Erat cengkram tanganmu. Jawabmu untukku. Kuraih gelas berkopi, ajukan ke hadapmu. Kau geleng kepala. Kembali kuajukan. Kau tersenyum, mereguk isi gelas. Cengkraman tanganmu beralih jadi cubitan jarimu. Kuusap kepalamu.
"Nunik sengaja bikin jadual?"
"Hah! Jadual apa?"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!