Angkot putih jurusan Labor. Bergerak lamban, menuju jalan Cendrawasih. Kulirik jam di tanganmu. Lima menit lewati angka delapan. Kau tetap diam menatapku. Saat angkot lewati rumah kostmu. Kau tersenyum mengerti. Kuhentikan di depan masjid. Berdua segera turun. Angkot berlalu. Kau ikuti langkahku. Menuju percetakan mini.
Pintu akan ditutup. Tapi kembali dibuka, saat penjaga percetakan mini melihatku datang. Tak lagi bicara. Skripsiku sudah terbungkus rapi. Dalam kantong plastik besar. Kuucap terima kasih. Kau dan aku berjalan menuju rumahmu.
Kau segera masuk ke dalam rumah. Aku sendiri. Duduk di beranda, kukeluarkan isi kantong. Enam skripsi bertebaran di atas meja. Baru kusadari hadirmu. Saat segelas kopi diletakkan di meja. Kau duduk di sisiku. Meraih satu skripsi.
"Kapan Mas Jilid?"
"Rabu, usai maghrib!"
"Kenapa tidak..."
"Mampir? Mas diantar motor Pipinx!"
"Oh! Ini ditandatangan dulu baru dijilid?"
"Iya. Kan jadual berubah. Jadi main cepat aja!"
"Dekan belum?"
"Biar Ni Yul!"