"Jejangan, Nik juga kirim surat?"
"Iya. Kemaren!"
Kau tersenyum. Aku tertawa. Sambil garuk kepala, kuraih rokokku. Nyalakan lagi sebatang. Sudah lama, aku tak berkirim surat. Kau tahu itu. Tapi kabar tentangku, akan sampai pada Amak di Curup. Melalui tulisan tangan di suratmu.
Berkali kau ingatkan aku, untuk memberi kabar. Hingga tak lagi kau tanya. Berkali juga, kau wakili aku untuk itu.
"Makasih, ya?"
"Kenapa?"
"Udah kirim surat ke Amak!"
"Karena Mas jarang kirim surat ke Curup!"
"Tulisan Mas jelek!"
"Alasan!"
"Iya."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!