"Barusan juga mau ambil koran di rumah!"
Begitulah! Aku, Eri juga Iwan. Membuat layang-layang pertama kami. Agar diakui sebagai laki-laki. Berbahan koran bekas. Tiga layangan koran, dengan tiga ekor yang panjang dibuat di saat hujan. Dan selesai saat azan maghrib. Sebagai tanda bagi dua temanku, waktunya segera pulang.
Aku lupa! Apakah layangan pertama itu, sempat kumainkan atau tidak? Sekarang, dengan uang seribu anak-anak tinggal membeli dan sudah bisa bermain layangan. Pun, tak lagi kutemui pagar bambu di sekitar tempatku tinggal, termasuk rumahku. Lapangan bola Setianegara pun tak lagi ada. Berganti bangunan-bagunan kecil tempat berjualan aneka makanan. Sebagai pusat wisata kuliner Kota Curup.
Curup. 07.07.2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H