Kukira. Mata air mata adalah simbol. Apapun bentuk rasa yang di alami. Acapkali hadir. Ketika terbentur, antara rasa dan asa. Seperti hadir beningmu siang itu. Tak lagi kugali rasamu. Pun takkan kusigi asamu. Berkali dan lagi.
Takkan kuhitung hadirku saksikan beningmu. Tak perlu lagi tanyaku. Kau hanya butuh jeda, dan itu kulakukan. Tapi aku tahu. Rasa memiliki adalah inginmu. Juga aku.
Perlahan. Kau angkat wajahmu. Perbaiki jilbabmu. Tersenyum menatapku. Kau biarkan sisa bening di dua sudut matamu.
"Mas..."
"Apa?"
"Boleh Nik terus terang?"
"Mas udah tahu!"
"Mas..."
"Khawatir. Skripsi Nunik takkan selesai semester ini, kan?"
"Nunik merasa..."
"Takut Mas tinggalkan dan lupakan?"