Aku mencintaimu!
hening. matamu meniti himpunan buih yang diajak sekawanan gelombang dari tengah lautan sepi, menyapa bibir pantai nan sunyi. selain suara debur ombak, hadir gemuruh bunyi di sekat tabir pintu hatiku. menunggu jawabmu.
entahlah! mengucapkan kalimat "aku cinta kamu" tak pernah terfikir olehku. bagiku, kata cinta hanya ucapan bisu, tak lebih dari sekedar menyatakan rasaku dan inginku. jangan pernah berharap, pun tak akan pernah kunyatakan tiga kata itu padamu. itu bukan caraku, dan bukan inginku.
aku mencintaimu!
bulir beningmu menemani hening. perlahan menyeruak dari sudut matamu, menemani gemuruh bunyi di sudut hatiku, tak lagi di tabir pintu. aku pasti berbohong, jika buih yang berbisik lembut di sela jemari kakimu, seperti hamparan permadani yang dijanjikan bujuk rayu. pada saat kuhadapi tangismu.
kupilih kalimat "aku mencintaimu"Â sebagai caraku, untuk ungkapkan inginku. bahwa aku telah mencintaimu. dengan rasa yang kumiliki, sebelum kuujarkan isi hati. bahwa aku sudah mencintaimu. dengan sepenuh jiwa, sebelum kau tahu apa yang kurasa. dan, aku mencintaimu, sebelum cintamu hadir untukku. kau tak tahu?
Aku masih mencintaimu!
ketika tak lagi ada beningmu. lenyap bersama hening masa lalu. kau, juga aku.
Curup, 24.06.2019
zaldychan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H