"Iya!"
"Nik putar jarumnya?"
"Gak!"
"Nik tiru ilmu Mas, kan?"
"Iiih..."
Akhirnya, cubitmu ada lagi. Perlahan kau tertawa. Kukira kau ingat jahilku dulu. Saat aku datang, temui dosenmu di kelas. Berlagak bak asisten dosen senior. Kuberi tahu, jika ruang kelasmu akan kugunakan. Dengan alasan waktu habis. Sambil tunjukkan jam di tanganku. Kupercepat setengah jam. Kelasmu bubar.
Aku tak mengajar. Tapi mengajakmu ke kantin. Tak butuh satu minggu. Sebagian besar temanmu, kenal aku bersebab ulah itu. Tapi jam tangan legendarisku rusak. Usai kupasangi fotomu di lingkar dalamnya.
"Jam itu masih ada, kan?"
"Iya! Nik simpan!"
"Jam ajaib!"
"Kenapa Mas pasang foto Nunik?"