"Ada apa, Mas?"
Aku diam menatapmu. Sukar bagiku ujarkan lugas rasa juga asaku. Suratmu terus mengalir. Dua tahun terakhir, berkali kuhadapi protesmu. Sesekali kau terima balasan dariku. Bukan tak mau. Tapi aku tak tahu, cara merengkuh rasa dan asamu. Kau sentuh lengan kiriku.
"Mas..."
"Mau jawab pertanyaan Mas?"
"Apa?"
"Dengan ya atau tidak!"
"Hah!"
"Mau?"
Raut wajahmu berubah. Kau tukar posisi dudukmu ke hadapku. Tanganmu tak lagi di lenganku. Perlahan, kau anggukkan kepala.
"Sudah lima tahun, kan?"
"Iya!"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!