Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

NIK | "Speak Your Mind" [14]

13 Juni 2019   08:15 Diperbarui: 13 Juni 2019   09:44 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kureguk kopi. Kunyalakan rokok. Sejak tadi, kau betah dalam diam. Segelas teh hangat di hadapmu tak kau sentuh. Itu caramu, jika tak selesai inginmu. Kau menatapku. Kuraih gelas teh milikmu kucicipi. Aku tersenyum.

"Mas tahu!"

"Hah?"

"Kenapa Nik belum minum!"

"Apa?"

"Khawatir tambah manis, kan?"

Aku tertawa. Kau tidak. Kugaruk kepala, merasa gagal. Sekilas senyummu hadir. Dan aku tahu, kau berusaha bertahan berlaku kaku begitu. Kugeser kursi ke hadapmu. Kutatap wajahmu.


"Nik mau tanya tentang PH?"

"Nik udah tahu!"

"Eh? Tahu dari mana?"

"Pendamping Hidup, kan?"


Kupasang muka terkejut dan tersenyum. Kukira kau merasa aneh. Serius menatapku. Hanya sesaat, kau sadari ucapan terakhirmu. Plak! Ada tepukan di bahuku. Sambil tertawa, kuayun jari telunjuk ke wajahmu yang memerah. Segera kau tutupi dengan dua telapak tanganmu. Malu.

Jamak berlaku di fakultasku saat itu. Mahasiswa semester akhir, mesti bersiap mencari pasangan bakal pendamping wisuda. Selain orang tua. Tak hanya sekedar prestise, juga jurus menghindar dari sasaran empuk. Dianggap lelaki tak laku.

Entah siapa yang iseng, membuat tiga kategori pendamping. Terendah disebut PK; berarti Pendamping Kontrak. Biasanya teman akrab atau sudara dari wisudawan. Menengah, ada istilah PW untuk Pendamping Wisuda. Ini khusus bagi pacar atau pasangan wisudawan. Dan kategori istimewa, disebut PH atau Pendamping Hidup. Yaitu; istri, bisa juga calon istri atau tunangan wisudawan.

Kembali kureguk kopi. Wajahmu kembali serius. Tak lagi kau tutupi. Matamu menatapku, kutunggu tanyamu.

"Kenapa Mas tak ingin Nunik tahu?"

"Tentang?"

"Tadi Mas hentikan Ni Yul. Saat bilang ada salam dari Kajur, kan?"

"Haha..."

"Mas minta Ni Yul diam, kan?"

Matamu menuntut jawaban. Aku tersenyum. Sambil berfikir, mesti memilih kalimat tepat untuk jawabku. Kuhirup dalam rokokku. Kuhempas asapnya perlahan. Aku menatapmu.


"Mungkin Kajur rindu!"

"Mas bohong, kan?"

"Iya! Kamis kemarin, Mas temui Kajur. Tanyakan lembar pengesahan!"

"Terus?"

"Mas udah menunggu lewat satu minggu. Belum ditandatangani!"

"Jadi?"

"Udah selesai. Makanya hari ini bisa daftar ujian!"

Aku tersenyum. Kau berusaha mencerna kalimatku. Dahimu berkerut. Matamu masih menatapku.

"Tentang pintu rusak?"

"Oh! Saat masuk ke ruangan Kajur. Kaki Mas kena pintu!"

"Mas sengaja?"

"Iya! Sedikit!"

Aku tersenyum pahit. Kau terkejut. Sandarkan tubuhmu ke kursi. Kau geleng kepala. Tak lagi menatapku.

"Niatnya, Cuma kasih tahu!"

"Kenapa sampai tendang pintu?"

"Pakai surat, Kajur gak lihat. Siapa tahu pakai kaki, matanya bisa lihat!"

"Hingga merusak pintu?"

"Mas cuma bantu Kajur. Biar ada pintu baru!"

"Kajurnya? Marah?"

"Belum Mas tanya!"

"Kenapa Mas sampai..."


Kalimatmu terhenti. Tetiba, kau merasa haus. Kau reguk teh di hadapmu. Kau sisakan setengah. Matamu menghukumku.


"Mesti diganti, Mas!"

"Sudah!"

"Hah!"

"Hari Jum'at! Saat minta tanda tangan. Mas dikasih tahu pembimbing. Kajur diganti!"

"Kok?"

"Jangan tanya! Mas gak tahu urusan itu!"

Aku tersenyum. Kau terdiam. Kubiarkan kau ambil kesimpulan. Karena kau tahu, cara dan sikapku. Aku tak akan loncati pagar jika tak diajari.

#Nik

#GetMarried #PowerofLove #BecauseofYou #SayLovewithLetter #LoveJustaintEnough #BorntoFight #ThereisaWay

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun