Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pada Kesunyian Jiwa, Menyemai Doa

11 Juni 2019   02:44 Diperbarui: 11 Juni 2019   03:00 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

hamparan kelopak waktu, terdampar di sela-sela ingatan dulu. mengalir gamang menelusuri liang-liang kehampaan, menjamah ketenangan riak-riak penantian. menyimpan airmata di muara luka. lelaki itu memasung rasa, berharap merengkuh asa.

bekas-bekas pergumulan resah, mengguratkan letih pada garis-garis wajah. menemui keheningan kata-kata yang terbatas di sekat rasa, menahan kebeningan pencarian di kesunyian jiwa. lelaki itu tenggelam menikmati senandung malam.

bayang-bayang silam, bertarung menyelami kegelapan diam. menuangi usang benih-benih pertemuan, menaungi ulang nyeri-nyeri keinginan. dan terhenti di ujung kegelisahan, merengkuh pahitnya perpisahan. lelaki itu meresapi kesendirian di puncak kerinduan.

pada kesunyian jiwa, lelaki itu menyemai doa.

Curup, 11.06.2019
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun