hamparan kelopak waktu, terdampar di sela-sela ingatan dulu. mengalir gamang menelusuri liang-liang kehampaan, menjamah ketenangan riak-riak penantian. menyimpan airmata di muara luka. lelaki itu memasung rasa, berharap merengkuh asa.
bekas-bekas pergumulan resah, mengguratkan letih pada garis-garis wajah. menemui keheningan kata-kata yang terbatas di sekat rasa, menahan kebeningan pencarian di kesunyian jiwa. lelaki itu tenggelam menikmati senandung malam.
bayang-bayang silam, bertarung menyelami kegelapan diam. menuangi usang benih-benih pertemuan, menaungi ulang nyeri-nyeri keinginan. dan terhenti di ujung kegelisahan, merengkuh pahitnya perpisahan. lelaki itu meresapi kesendirian di puncak kerinduan.
pada kesunyian jiwa, lelaki itu menyemai doa.
Curup, 11.06.2019
zaldychan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H