Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Terkurung Samar di antara Bayangan dan Kenangan

8 Juni 2019   22:34 Diperbarui: 8 Juni 2019   22:48 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak pernah aku bertanya, tentang doa-doa yang dia ujarkan usai sembahyang. Mungkin saja tentang seribu satu keinginan yang terpendam, sejuta satu impian yang tersimpan diam-diam, atau satu rasa kehilangan yang teredam.  acapkali hadir di sela-sela waktu. Tentangmu.

Tak pernah sembunyi. Dia merasakan kebanggaan, usai menuang perasaan pada berlembar-lembar lukisan. Merayakan keberhasilan, di saat mampu menuntaskan setiap hafalan. Pun tersaji seulas senyuman, walau berkisah tentang pelajaran yang tak terselesaikan. Dan semua terhenti, ketika sudut hati itu, tanpa pamit menggamit kenangan. Tentangmu.

Dia masih menyimpan sapa lembut jemarimu, yang tertanam nyaman di pelupuk ingatan. Mengulang sketsa canda tawamu, yang pernah menghiasi semua sisi kehidupan. Walau terkurung samar diantara bayangan dan kenangan.

Kau ada dalam setiap doa-doa. Satu-satunya cara menepikan kepedihan luka, dan menafikan kesedihan duka di paruh usia. Dia tahu! Tak ada lagi yang mampu dilakukan, di hadapan kuasa yang tak terbandingkan?

Aku pun menitip rindu pada bait-bait puisi, memberi jeda mengisi kekosongan hati. Agar menyediakan ruang untuk kisah-kisah baru, menyelami penantian tunggu cerita-cerita lalu. Biar aku menunda luka, tak segera hadir padanya.

Curup, 08.06.2019
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun