"Haha..."
"Bilang aja tak boleh pulang!"
"Baru jam delapan! Mas mau pulang?"
Tak perlu kujawab. Agar mendungmu, tak kembali hadir. Kureguk isi gelas. Terasa hangat. Kau ambil gelas di tanganku, kau letakkan di hadapku. Aku terkejut melihat reaksimu.
"Lah? Mas masih mau minum!"
"Nik tahu..."
"Eh!"
"Mas takkan bilang. Kalau habiskan minum. Itu tanda, Mas mau pulang, kan?"
"Nik masih rindu, ya?"
"Gak tahu!"
Aku tertawa. Kuacak lagi kepalamu. Kau pun tertawa. Aku jadi tahu. Kau terbiasa dengan caraku. Tanpa bicara, kau mengerti inginku. Kau menatapku.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!