tak ada keceriaan wajah-wajah kecil itu menikmati hidangan berbuka. tak lagi berkisah tentang cerita keseharian menjalani puasa. meja makan tiba-tiba terasa sunyi. setiap jiwa, berusaha menyembuhkan hati. menyimak suara takbir di malam idul fitri.
harusnya malam ini merasakan bahagia, kembali kumandang takbir bergema. namun, wajah-wajah kecil itu tak mampu menyimpan luka. tak lagi bisa sembunyikan duka. merengkuh waktu, mengeja namamu.
malam ini semestinya suasana mengukir semua rasa, bahwa perjuangan berpuasa selama satu bulan tak sia-sia. namun tidak bagi wajah-wajah kecil itu. malam ini adalah waktu memagut rindu. padamu, hanya untukmu.
aku keliru, jika menduga waktu akan menghapus luka dan duka itu. dan aku semakin keliru, jika mencegah hadirnya rasa rindu itu. Aku tahu! walau tak pernah terucap, wajah-wajah kecil itu mengukir bayangmu, dalam rengkuhku.
dimanapun adamu. kuingin kau tahu. mereka mengenangmu dalam bisu.
Curup, 04.06.2019
zaldychan
[Aksara dan Cinta]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H