Curup. 21 Mei 2019. 19.30 WIB.
"Ayah, Abang hari ini terakhir UAS!"
"Hamdallah. Lancar, Nak?"
"Insyaallah, Yah!"
"Syukurlah! Tetap puasa, kan?"
"Kan wajib, Yah!"
"Hamdallah. Kapan pulang ke Curup?"
Tuts...tuts...tuts...
Nada sambung diputus. Kumatikan dan letakkan ponsel di atas meja makan. Kureguk kopi di gelas sisa berbuka maghrib tadi. Sudah dua tahun, sejak tamat sekolah dasar dan melanjutkan sekolah di pesantren. Si sulung yang biasa kusapa Abang, tetap pada pendiriannya. Bertahan di Padang. Â
Minggu pertama setiap bulan, adalah momen yang kutunggu. Akan hadir surat dari Abang. Menceritakan kegiatan di sekolah dan di asrama. Tak ada keluhan dan tak ada permintaan atau pesan khusus dari Abang. Kecuali berharap aku selalu sehat. Kewajibanku, hanya menelpon setiap dua minggu. Dan mengirimkan uang untuk memenuhi kebutuhan Abang setiap awal bulan.
Curup. 04 Februari 2016. 06.45 WIB.
"Yah! Abang mau jadi hafiz!"
"Bagus! Artinya Hafiz sekaligus ustadz juga, kan?"
"Bilang Tadzah, kalau jadi hafiz. Orangtua juga dijamin masuk syurga!"
"Amiin..."
"Tapi Abang gak mau ceramah!"
"Eh? Kan, nanti jadi ustadz? Artinya Abang harus..."
"Ayah Salah! Ustadz itu guru, Yah! Bukan ceramah!"
Aku tersenyum, mengusap kepala Abang. Tak mungkin berdebat dengan anak kelas lima Sekolah Dasar. Sejak tamat Taman Kanak-kanak, Abang sudah giat menghafal juz amma. Kelas lima, Abang sudah hafal  Alqur'an lima juz Prestasi pelajaran lain biasa saja, walau masih masuk lima besar di kelasnya.
Curup. 07 Juni 2016. 19.30 WIB.
"Sebelum tamat SD, Abang mau nambah dua juz lagi, Yah!"
"Amiin..."
"Ayah ada duit?"
"Hah?"
"Boleh beli Alqur'an baru, Yah?"
Abang menunjukkan alqur'an yang biasa digunakan. Sudah banyak lipatan di sudut atas lembarannya. Aku ingat, alqur'an itu hadiah dari wali kelas saat Abang kelas satu dulu. karena hafalan paling tinggi, saat kenaikan kelas diberi hadiah alquran. Kukira, itu salah satu tambahan motivasi abang menjadi Hafiz.
Curup. 18 Desember 2018. 19.40 WIB.
" Assalamu'aklaikum. Apa kabar, Nak?"
"Yah, Abang diminta Ustadz ikut lomba hafiz. Mewakili sekolah!"
"Hamdallah."
"Abang ikut yang duapuluh juz, yah?"
"Hamdallah! Lakukan yang terbaik, Nak!"
"Insyaallah. Ayah doakan, ya?"
"Pasti ayah doakan!"
Dua minggu kemudian. Tak kudengar suara Abang saat kuhubungi. Ustadz memberi kabar. Abang juara pertama tingkat kabupaten. Dan sedang di karantina, mengikuti pemusatan latihan persiapan lomba MTQ tingkat Propinsi.
Curup. 22 Mei 2019. 04.30 WIB.
"Assalamu'alaikum!"
"Waalaikum salam, ustadz?"
"Maaf Bapak! Bisa berangkat ke Padang hari ini?"
"Hari ini? Ada Apa? Apakah Abang..."
Padang. 23 Mei 2019. 16.40 WIB.
"Kenapa tak mau, Nak?"
"Abang jadi hafiz, bukan untuk umrah, Yah!"
"Itu hadiah gubernur, kan?"
"Abang mau  ke Curup, Yah!"
"Pulang dari umrah. Abang juga bisa ke Curup, kan?"
"Abang mau lebaran di Curup, Yah!"
"Itu penghargaan, Bang! Belum tentu..."
"Abang rindu ibu, Yah! Abang mau lihat kuburan..."
Curup, 23.05.2019
[ditulis untuk Kompasiana]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H