Dimana ada kemauan, disitu ada jalan. Dimana ada keribetan, maka dibutuhkan kreatifitas! Halah, gak nyambung, ya? Nah motivasi itu menjadi latar belakang dari menulis Blog Competition #samber dengan topik Resep sajian sehat dan#AntiRibet untuk santap sahur bagi anak-anak. Boleh, kan?
Jika dihadapkan dengan tiga anak, dua diantaranya lagi ujian akhir semester plus musti menjalankan ibadah puasa. Butuh ada "jaminan asupan" pada santap berbuka dan sahur anak-anak untuk bisa melewatkan keduanya, kan? Kalau di waktu berbuka, akan penuh dengan kegembiraan. Namun saat sahur? Aih, anak-anak akan susah dibangunkan dengan alasan masih ngantuk atau kelelahan. Ditambah selera makan santap sahur biasanya ikut-ikutan macet.Â
Jadi, aku tulis saja "infiltrasi" peran sosok ayah sebagai Kepala sekolah dalam Keluarga, tak hanya menyediakan rasa aman dan nyaman. Namun juga musti belajar triks dan tips murah meriah mengurai "kemacetan" ide di dapur sekaligus praktis, tapi versiku, ya?
Pertama, seperti pernah kutulis sebelumnya. Apapun racikan masakan yang disajikan, jika anak "lost" selera makannya. Tugas orangtua adalah "menjaga antusias" anak untuk santap sahur walaupun sedikit. Ini paling penting! Berbeda muka kusut bangun tidur berhadapan dengan sepiring menu santap sahur, dibandingkan wajah penuh senyum dari anak, kan?
Kedua, Ketersediaan bahan yang cepat olah atau cepat saji. Kukira semua orangtua sudah melakukan antisipasi ini. semisal terlambat bangun! Namun, juga musti teliti mencari tahu bahan apa yang disukai dan bisa menggugah selera anak. Di rumahku, musti tersedia tiga macam bahan. Mie instan, Telur dan Sosis plus Kecap. Â Tiga bahan itu, jaminan pokok kecepatan dan hemat waktu, tah? Sayuran? Kebetulan di rumah, aku menanam secara hidroponik Kangkung, selada, Daun bawang dan saledri. Klop, kan?
Ketiga, Anak-anak akan tertarik jika bentuk sajian menu itu, rada aneh atau  hasil ekperimen. Logika sederhana  urutan kepuasan terhadap makanan adalah kepuasan mata baru kepuasan rasa. Setuju? Hayuk salaman..
Apa Yang Bisa Dihasilkan Tangan Seorang Ayah Mengatasi Ribet dan Macet di Dapur?
Aku pribadi termasuk ayah yang suka bikin "rusuh"! Dan suka eksperimen jika sudah menjajah dapur. Kerusuhan itu menimbulkan ingin tahu dan suasana riang, ekperimen yang kulakukan pasti melibatkan anak-anak. Dan, suasana penuh "petualangan" di dapur itu akan mereka tunggu.
Aku kasih tahu, ya? Anak-anak akan menyantap apapun masakanku. Bukan karena enak. Tapi lebih ke alasan, mereka dilibatkan dan suasana penuh kegembiraan. Padahal aku hanya punya empat menu andalan. Namanya sesuka ingat atau malah anak-anak yang kasih nama. Haha..
Bahan dasarnya nasi. Ditambah Telur, Sosis dan Kecap. Bumbunya, cukup bawang merah, bawang putih, sedikit merica, daun bawang, daun saledri, garam dapur dan sedikit minyak sayur. Karena keluarga besar suka pedas, maka akan ditambah cabe yang udah digiling.
Cara masak versiku? Â Panaskan minyak, langsung masukkan kecap! Akan ada aroma khasnya jika kecap bercampu minyak panas. Tak perlu lama. Segera masukkan bumbu yang sudah digiling halus plus cabe giling. saat aneka bumbu berubah warna, masukkan satu atau dua butir telur langsung di aduk. Ketika terlihat telurberbentuk orak arik, baru masukkan nasi. Apinya kecil saja.
Jika  Nasi sudah menyatu dengan bumbu dan telur, baru masukkan potongan sosis, juga daun bawang dan saledri biar aromanya makyus dan saat disajikan masih terlihat segar.  Bila suka, tambah lagi kecap. Udah, hidangan nasi goreng siap di sajikan. Kukira tak sampai 15 menit. Selesai.
Ini, menu umum dan semua anak bakal suka. Bahannya Mie instan, telur dan Sosis. Cara masaknya? Ada dua tahap. Pertama rebus mienya. Jika sudah matang. Buang air rebusan, aduk dengan bumbu mie juga telur dan potongan sosis. Boleh diselipkan potongan cabe dan daun bawang/saledri.
Tahap kedua, baru digoreng dengan sedikit minyak dan api yang kecil. Nah, eksperimennya adalah, aku suka menggorengnya dengan potongan kecil-kecil. Terkadang anak-anak yang ambil alih melakukan itu. Sesuai keinginan mereka. Ada yang suka lembek ada juga yang suka martabak telurnya garing. Tugas ayah cuma mengawasi agar memasak itu dalam kondisi aman. Ahaay.
Nah, menu ini paling mudah dibuat. Karena, banyak mamang gerobak keliling yang buat dan mencontohkan. Berbahan telur san sosis saja. Sosisnya ditusuk lidi sate. Silahkan eksperimen berbentuk spiral atau potong kecil-kecil, aduk sebutir telur yang sudah diberi garam. Â Panaskan minyak.
Jika sudah panas, tebarkan sedikit demi sedikit kocokan telur tadi, dan anda tinggal memintal sosis dengan telur yang mengambang di minyak panas. Ketebalannya, mana suka aja. Udah selesai,kan?
Bahannya kangkung. Tinggal ambil di netpot-nya. Dibersihkan plus potong kecil-kecil. Panaskan sedikit  minyak,tumis bumbu yang sudah ditumbuk halus atau dipotong kecil (bumbu bawang merah dan bawang putih), masukkan cabe giling. tunggu sampai bumbu kelihatan matang, masukkan air termos (biar cepat). Saat air nampak mendidih. Silahkan masukkan potongan sayur kangkung, kira-kira lima menit. Biar sayurnya, saat dikuyah, masih krenyes-krenyes. Mudah, kan?
Demikianlah, menu #antiribet ala Ayah buat anak-anak yang dilanda "macet" santap sahur dan terhindar dari ribet.  Berbekal pengetahuan dan pengalaman  secukupnya sejak kuliah, plus anak-anak yang emang suka makanan pedas dan hangat. Tapi, Apapun jenis masakannya, jangan lupa dua kata kuncinya, jaga suasana tetap riang dan libatkan anak-anak. Silahkan mencoba...
Curup, 13.05.2019
Zaldychan
[ditulis untuk Kompasiana]
Note:
Maaf, gak punya stok foto. Karena sampai hari ini, kondisi dan selera anak-anak masih stabil. Haha..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H