Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Dari "Segenggam Beras" hingga "Generasi Simpel"

11 Mei 2019   23:27 Diperbarui: 11 Mei 2019   23:51 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendapatkan uang seperti menggali dengan jarum. Menghabiskan uang seperti air meresap ke pasir. (Anonim)

Seberapa besar pun penghasilan, ternyata masih ada saja kekurangan uang di akhir bulan. Jadi, masalah utamanya bukan terletak pada betapa besarnya penghasilan, tetapi seberapa pandai mengaturnya. Mengatur keuangan terlihat sangat sulit dilakukan, apalagi ketika sudah berkeluarga.

Nah, Apatah lagi Saat Ramadhan dan menyambut Lebaran. Sesiapapun akan akan riweh mengelola keuangan yang pas-pasan.  Jikapun mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR), malah maknanya acap kali tertukar dengan Tekanan Hari Raya atau Terkejut Hari Raya. Ahaaay!

Dan, Tenyata butuh ketangkasan lebih dalam mengelola dan mengatur keuangan itu, Tak semudah diujarkan, tah? Pada artikel ini, kucoba tulis "perjuangan" di mata seorang ayah sebagai kepala sekolah dalah keluarga, ya?

Illustrated by pixabay.com
Illustrated by pixabay.com
Belajar Rumus "Segenggam Beras" dari Amak

Amak adalah panggilan untuk Ibuku. Sejak aku masih kecil hingga kini. Telah menerapkan rumus "Segenggam beras". Rumus tradisional yang Amak sendiri pun tak tahu asal danawal rumus itu. Yaitu setiap kali akan menanak nasi, Beliau menyisihkan segenggam beras, untuk disimpai di wadah terpisah (berupa kaleng berkas roti). Jika sehari tiga lagi menanak nasi, maka akan ada tiga genggam beras yang tersimpan.

Tradisional, ya? Dampak dari kebiasaan itu, Amak tak pernah panik atau kewalahan bila kekurangan stok beras yang harus dimasak pada hari itu. Beliau tinggal menggunakan "tabungan" segenggam beras tersebut, jika persediaan beras habis. Tujuan dan manfaat rumus sengenggam beras itu jelas. Sebagai cadangan dan antisipasi. Konsep itu "tertular" pada semua anak beliau.

Illustrated by pixabay.com
Illustrated by pixabay.com
Adaptasi  di Keluarga
Aku pribadi tak mungkin lakukan rumus itu, kan? karena itu wilayah Ibu rumah tangga. Maka kebiasaan itu diadaptasi dalam pengelolaan penghasilan. Agar dari awal bulan hingga di penghujung bulan masih bisa tersenyum jika disapa tetangga kiri kanan. Haha..

Pertama, Buat Perencanaan Matang. Tak perlu ruwet, hanya menginventarisir pemasukan dan pengeluaran. Catatan bagiku, di kolom pemasukan jangan sekali-kali memasukkan Asumsi pendapatan, bakal jadi bumerang! Musti ditulis angka real yang benar-benar pemasukan rutin.

Pada dana pengeluaran, berdasarkan prioritas. Seperti pengeluaran rutin (Kebutuhan Rumah tangga, biaya Listrik, Air, Biaya sekolah dan jajan anak, Transportasi), pengeluaran tak terduga (Sumbangan, hadiri undangan,dan lain-lain).

Kedua, Memisahkan Keinginan dan Kebutuhan. Ini pernah aku tulis juga. Acapkali gagap diantara dua makhluk manis ini. Biasanya, Jika tak ada uang semua semua keinginan bisa sirna, bahkan kebutuhan pun disortir sedemikian rupa. Tapi kalau ada uang, semua hal tetiba menjadi kebutuhan. Iya, kan? Nah, sebagai kepala sekolah di keluarga, pada momen seperti ini terkadang butuh tangan besi.

Ketiga, Tebarkan Virus Menabung. Apatah kemudian dianggap irit atau pelit bin medit. Namun kebiasaan menabung acapkali menolong. Saat kuliah, aku terbiasa melempar setiap receh yang ada di saku ke bawah kasur. Recehan itu, acapkali menyelamatkan hari-hari terakhir sambil menunggu kiriman.

Hal ini juga, kuterapkan kepada semua anakku. Setiap anak punya tabungan di sekolah dan di rumah. Kenapa dua? Yang di sekolah tak kelihatan uangnya. Jadi aman dari jamahan keinginan dan kebutuhan. Manfaatnya? Saat anak tertua masuk SD, kemudian SMP dan sekarang mau masuk pesantren, Dana simpanan itu yang digunakan. Curang, karena itu hak anak? Bisa jadi. Tapi anak-anak sudah diberitahu.

Nah, Tabungan yang di rumah, dari sisa jajan anak-anak. Silahkan mereka atur sendiri penggunaannya. Aku gak ikut-ikut. Lelaki kecilku, malah menabung berniat untuk pergi umrah! (artikelnya pernah kutulis). Karena angkanya sudah lumayan besar, kubuatkan rekening atas namanya. Dan dia yang nyimpan buku tabungan itu. Untuksesekali dipamerkan. Haha

Illustrated by. pixabay.com
Illustrated by. pixabay.com
Mau Tak Mau Dana Harus Terpisah!
Ketiga hal diatas itu dari Pemasukan rutin. Penghasilan tambahan seperti THR adalah pemasukan "Bonus" dalam perencanaan keuangan. Dan penggunaannya juga penuh dengan bunga-bunga kebutuhan dan keinginan yang tak bisa diakomodir dari pemasukan rutin, kan?

Karena  diberlakukan sebagai dana cadangan yang sewaktu-waktu dibutuhkan gampang diambil dan digunakan. Tentu tak lagi seekstrim rumus "segenggam Beras". Tapi dipisahkan dari rekening induk sebagai rekening buaya hidup sehari-hari.

Generasi milenial adalah generasi simpel, dengan inovasi teknologi di ranah finansial semua dibikin simpel. Setiap orang bisa membuat rekening tabungan tanpa pergi kemana-mana, hanya bermodal sinyal, kuota internet dan ponsel pintar. Semisal yang ditawarkan oleh Bank Central Asia (BCA). Kita tak lagi harus datang dan mengambil nomor antrian, tapi dengan aplikasi digital BCA Mobile, malah menghampiri kita via ponsel pintar.

Caranya? Tinggal unduh dan buka aplikasi BCA Mobile via Google playstore. Tak butuh waktu lama dan mudah. Yang kita lakukan bermodal jempol dan telunjuk, ikuti setiap petunjuk (panduan), siapkan E-KTP, tanda tangan dan NPWP (jika ada) semua via scanning aplikasi. Mengisi identitas diri, Memilih Kantor Cabang BCA terdekat, Konfirmasi via Email dan verifikasi data via Videocall. Udah? Tinggal aktifkan Mobile dan internet Banking dan isi setoran awal dan selesai!

Illustrated by pixabay.com
Illustrated by pixabay.com
Tak seperti dulu, ya? Dengan adanya Aplikasi seperti ini. Jarak dan waktu terpangkas lugas. Kita tinggal pindahkan Pendapatan dari THR menjadi tabungan cadangan. Selain aman dan tak riweh menebalkan dompet dengan uang.  Bermodal ponsel bisa praktis.

Dan, Kita bisa fokus menikmati ramadhan dan lebaran berbekal tatakelola keuangan yang tak lagi ribet. Bagaimana? Sepakat dan berminat? Hayuk salaman...

#"samberthr" | #"thr2019hari6" | #"GenerasiSimpel"

Facebook zaldychan : https://www.facebook.com/zaldy.chan

Curup, 11.05.2019

zaldychan

[ditulis untuk Kompasiana]

Sumber :

https://www.youtube.com/watch?v=5Q-yOXQKgVw

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun