Jika boleh diilustrasikan; bayangkan, sosok petani nun jauh di pelosok negeri. Usai shubuh menyimak berita radio, mengabarkan keberhasilan petani di daerah lain, harga hasil pertanian yang meningkat, harga pupuk semakin murah. Kukira, sang petani bakal segera mematikan radio, untuk berangkat bekerja,
Tapi sebaliknya. Jika setiap pagi, petani mendengar berita gaduh politik, Ledakan bom, tertangkap tangan koruptor, harga hasil pertanian yang turun, pupuk yang kian langka dan mahal.Â
Kira-kira apa reaksi petani tersebut? Mungkin saja mencari teman sesama petani. Dan ngobrol ngalor ngidul tentang topik tersebut hingga siang dan terlupa atau menunda kerja. Bisa dibayangkan?
Jejangan, tanpa disadari kita pelan-pelan membangun "tembok penjara". Entah itu, untuk diri pribadi atau buat orang lain. Makna penjara, tak lagi kurungan fisik. Tapi sudah ke ranah psikis. Anggaplah, ini kiramologiku saja. Dan semoga ini salah, ya?
Kerangkeng dan penjara dirancang untuk menghancurkan manusia, untuk mengubah populasi menjadi spesimen di kebun binatang - patuh kepada penjaga kita, tetapi berbahaya satu sama lain. Angela Davis
Demikianlah. Aku hanya berbekal quote, ya. Maafkanlah. Hayuk salaman...
Curup. 30.04. 2019
zaldychan [ditulis untuk Kompasiana]
Taman Baca
medium.com | historia.id | wikipedia.or | jagokata.com