Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Benarkah Tanpa Sadar Kita Membangun "Prison of Society"?

30 April 2019   10:28 Diperbarui: 2 Mei 2019   18:05 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Kini, juga dikenal dengan Rumah Tahanan (bagi yang belum lalui proses inkrah) tujuannya sama, dipisahkan dari "habitat" aslinya dan dibina sebagai warga binaan agar semakin baik. Pertanyaannya, sesuaikah dengan tujuan dan harapan itu? Bakal ada banyak versi jawaban dan juga akan banyak alasan, ya?

Illustrated by.pixabay.com
Illustrated by.pixabay.com

"Prison of Society" adalah Penjara Terbesar

Akan ada perdebatan panjang, jika menyatakan orang yang di penjara adalah "pasti" bersalah. Idealnya, ditukar kalimatnya dengan "dibuktikan" bersalah. Karena ada banyak "faktor x" dalam menemukan dan menentukan kepastian dan pembuktian seseorang itu bersalah atau tidak. Arswendo Atmowiloto malah berucap  "Tidak semua yang ada di dalam penjara itu napi. Dan tidak semua napi berada di dalam penjara". Tuh, kan?

Secara tak sadar, aneka versi jawaban juga alasan yang diajukan, malah menjadi "penjara" yang sebenarnya. Kita pelan-pelan membuat penjara paling besar, yaitu Prison of Society (Penjara Masyarakat). Lah? Kenapa begitu?

Anggaplah Prison Of Society, plesetan dari lagu grup musik The living End yang bertahan 69 Minggu di ARIA Top 100 dengan judul " Prisoner Of Society". Jika di lagu tersebut, berbicara tentang 'Tahanan Masyarakat". Maka Ditulisan Ini, "Penjara Masyarakat". Aih sama atau beda, ya? Ga usah bahas itu, sepakat? Ahaay..

Pandangan orang lain adalah penjara kami, pikiran mereka adalah sangkar kami. Virginia woolf [1882-1941]

Berbasis quote ini, maka aku tertarik menyigi tentang Penjara Masyarakat. Versiku, hiruk pikuk dari beberapa fenomena di masyarakat sekarang. Dihadirkan dalam bentuk berita atau cerita yang memenuhi lini masa melalui media cetak dan elektronik. Apapun sumbernya, yang kemudian disajikan sebagai fakta. Diperkuat dengan data, berdebat mengkategorikan ke ranah hoax atau tidak.

Tak berhenti sampai disitu, kemudian mengkotakkan personal atau kelompok ke dalam kelompok hitam-putih, golongan pahit-manis, kumpulan garis lurus-bengkok atau bahkan nama-nama binatang? Akhirnya, semua terjebak dalam logika curiga, berdiri di pintu abu-abu, gegara sukar memutuskan apa dan siapa yang benar dan salah?

Korban manipulasi pikiran tidak tahu bahwa dia adalah korban. Baginya, dinding penjara tidak terlihat, dan dia percaya dirinya bebas.  Aldous Huxley [1894 -- 1963]

Efeknya? Muncul berbagai kekhawatiran, kecemasan malah phobia! Semua lapisan dari mulai elite masyarakat, hingga orang-orang yang di akar rumput. Terjebak dengan kedahsyatan arus berita dan cerita yang berseliweran bak layangan putus tali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun