Kubuka pintu pagar. Kau mendahului dan menunggu. Aku tersenyum. Melangkah pelan, kau mengikuti. Aku berhenti di beranda rumah kostmu, masih berdiri.
"Mas belum pulang, kan?"
"Pulang!"
"Tadi Mas bilang..."
"Tapi nanti. Boleh duduk?"
"Iiih...!"
Cubitan dua jari tangan kirimu, sudah di pinggangku. Tak lagi menunggu, aku segera duduk. Kau tersenyum, tapi belum beranjak. Bungkusan tahu brontak masih di tangan kananmu. Kuanggukkan kepala ke tangan kananmu. Kau ikuti mataku dan tertawa. Segera berbalik badan menuju pintu. Sesaat terhenti, menoleh. Kau menatapku.
"Energen?"
"Kopi!"
"Tapi..."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!