Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Berani Sesudah Salah

26 April 2019   11:30 Diperbarui: 26 April 2019   14:44 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karakter itu, meliputi pengetahuan dan kepedulian akan kebenaran, serta melakukan hal-hal yang benar. Bahkan ketika menghadapi tekanan atau godaan. Masih menurut Patt dan Steve Sasso, ada tiga "C" yang membentuk karakter seseorang.

Pertama, Consience (hati nurani/kesadaran). Hati nurani, bisa diistilahkan dengan suara hati, suara bathin atau kata hati. Jika dimaknai secara luas, hati nurani adalah kesadaran moral, yang tumbuh dalam diri manusia serta mempengaruhi tingkah laku seseorang.

Hati nurani, erat kaitannya dengan kesadaran diri. Dalam artian, seseorang yang memiliki hati nurani, berarti dia memiliki kesadaran membedakan antara tindakan yang benar dan yang salah. Dan ini bersifat intuitif (pemahaman sesuatu tanpa penalaran rasional). Aih, jadi teoritis gini, ya? Haha..

Kedua, Compassion (Kepedulian Diri /Empati), rasa peduli atau empati terhadap penderitaan atau kesulitan pada orang lain atau diri sendiri. Biasa disebut juga dengan "Peka". Terus, bagaimana cara mencari tahu kita peka?

Jika, merasa tersentuh oleh penderitaan orang lain, menyadari kesulitannya. Dan kemudian menanggapi secara memadai bahkan timbul hasrat ingin membantu. Bukan sekedar tangisan bombay! Atau menyadari bahwa penderitaan, kegagalan dan ketidaksempurnaan adalah bagian dari pengalaman manusia. Bila kita sudah begitu, selamat! Artinya termasuk orang yang peka. Ahaaay...

Ketiga, Courage (Keberanian). Keberanian disini bukan semisal memiliki nyali melakukan bunggee jumping, atau jadi matador dalam arena adu banteng. Tapi keberanian untuk melakukan sesuatu menurut nilai-nilai yang baik, meskipun di bawah tekanan, godaan atau bahkan saat tidak sedang dilihat orang lain.

Fleming H Revel, menyatakan keberanian adalah "kemauan untuk tetap berdiri di tempatmu". Keberanian bukan bermakna bahwa selalu menjadi yang terbaik, atau tak persis dianggap kita lebih tangguh dari lawan atau orang lain. Tapi berani berdiri di hadapan mereka, apapun keadaannya. Winston Churchil malah secara sederhana mendefinisikan keberanian sebagai "sebuah tindakan dalam kebenaran". Tuh, kan?     

Sumber: pixabay.com
Sumber: pixabay.com

Jika memiliki ketiga "C" ini, kukira takkan lagi ada kesalahan kecil yang tak perlu, atau pembiaran  kebohongan yang disengaja, seperti contoh di atas tadi, kan? Dan, kita bisa dianggap manusia yang berkarakter. Walau sebagai manusia, tak luput dari kesalahan. Namun "dituntut" untuk menumbuhkan sisi kemanusian dengan berbuat baik, mengakui kesalahan, dan memaafkan kesalahan sesama.

Memiliki karakter yang kuat dengan menjadi orang yang berhati nurani, memiliki sikap peduli atau empati, serta keberanian untuk tetap pada kebenaran. Memang merupakan tantangan yang besar dan sulit di tengah dunia yang kusut masai ini. tapi setidaknya, kita sama-sama mencoba. Sepakat?  

Karena mendekati Ramadhan. Secara pribadi, aku minta maaf, ya? Siapa tahu selama berinteraksi, atau dalam artikel yang ditulis ada hal yang tidak berkenan. Mohon dimaafkan. Mau, kan? Hayuk salaman...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun