"Iiih..."
Aku tahu. Kau takkan lakukan lagi aksi duet jarimu. Suasana sudah mulai ramai. Waktunya bubaran kuliah. Dari seberang jalan, ada teriakan keras memanggil namaku. Aku tertawa. Kondektur bus, temanku. Sudah lambaikan tangan. Kuajukan dua jari kananku. Kulihat ada balasan jempol. Kualihkan pandangan pada gerombolan si berat. Lambaikan tangan.
Kutarik tasmu, seberangi jalan menuju bus kampus. Kuminta kau naik. Kondektur temanku, tunjukkan tempat duduk padamu. Dua bangku kosong di belakang sopir. Kau duduk. Kondektur bis tersenyum, kedipkan mata padaku. Aku tertawa, bertukar tos dan duduk di sampingmu. Lalu menepuk bahu sopir yang tertawa.
"Tumben!"
"Apanya?"
"Jadi pengawal!"
"Haha..."
"Nanti malam. Main lagi, ya?"
"Kalau sempat!"
"Pacaran, jangan sampai malam!"
"Haha..., putar lagu Nike Ardilla, ya?"