tak lagi kujumpai senyummu di dinding pagi. hanya bersisa secangkir kopi, berisi mimpimu malam tadi. padahal kabut telah pergi, ketika tiba bias cahaya matahari. dan aku mengerti, acapkali hadirku kau anggap sepi.
alur waktu menindas lekuk indah di sudut bibir itu. menanti barisan jemu lenyap di bilik pilu. berkali helai rambut legammu, menjadi tirai air matamu. dan aku tahu, seringkali kau sembunyikan itu.
pekat pagi memaku bayangan lalu. ketika pelataran rindu, disesaki bongkahan cemburu. kau menapaktilasi ragu, meracik masa lalu. kureguk kopimu beraroma dulu.
Curup, 20.04.2019
zaldychan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H