Narcissus jatuh cinta dengan paras wajahnya sendiri. Beberapa kali Narcissus mencoba mencium bayangannya di air, namun refleksi wajahnya menghilang. Dia akhirnya hanya berdiam diri melihat bayangan wajahnya di air. Narcissus sampai tak bergerak sama sekali karena takut bayangan itu hilang. Narcissus akhirnya tewas di pinggir danau karena terlalu haus.
Namanya juga mitos, bisa berbagai versi, ya? Walaupun, dibumbui ramalan Tiresias dalam kisah itu. Balik ke tema tulisan ini. Coba semisal, saat itu sudah ada cermin. Bisa jadi tak akan kagum dengan diri sendiri, kan? Kagum dan membanggakan diri sendiri yang berakhir dengan kematian. Jika saja, saat itu ada kaca spion. Narcissus bisa melakukan perbandingan, tak ada ketakutan akan kehilangan bayangan. Dan tahu itu adalah miliknya. Bisa jadi, kitapun bisa menikmati wajah Narcissus! Ahaaay lagi...
Terus? Yah begitu. Jika menyakini kaca spion untuk menutupi titik buta (Blind Spot) dari keterbatasan eksistensi manusia. Kenapa tidak kita lakukan atau fungsikan itu? Sehingga tak terjadi silang sengketa yang berujung pecah belah. Atau se-tragis kisah Narcissus?
Namun, tentu tak ada kesempurnaan di dunia ini. Rembulan purnama itu, bulat sempurna jika kita lihat dari bumi, kan? jika dari dekat, bakal bopeng-bopeng juga! Haha... Jadi, jika pun melirik hanya ke kaca spion terus, juga bakal berbahaya. Bahkan bisa parah juga. Yang terlihat hanya wajah kita sendiri. Orang lain, lewat!
"No body is perfect, and no system is perfect"
Nah, berpijak ke jargon itu aja, ya? Setuju? Hayuk salaman...
Curup, 16.04.2019
Zaldychan
[ditulis untuk Kompasiana]
Taman Baca