Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

NIK | "Born to Fight" [2]

16 April 2019   06:15 Diperbarui: 16 April 2019   07:01 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by. pixabay.com

Langkahku berhenti di depan kantin FTK IKIP Padang. Kau terhenti di sisiku. Menatapku, tersenyum tapi belum bergerak. Aku tahu, kau menungguku.


"Udah. Sana kuliah dulu!"

"Mas nunggu di kantin, kan?"

"Iya. ngopi lagi! Sambil latihan. Biar terbiasa dipanggil Mamas..."

"Haha..."

Tawamu renyah. Kuharap begitu sepenuh hari ini. Kau masih belum bergerak. Kukira masih ada waktu.

 

"Eh. Aku ada partanyaan!"

"Apa?"

"Moler mana?"

"Haha...! Malah nanya Moler!"

"Ada yang kurang. Jika ke rumah Nunik, tak ada Moler!"

"Kakinya sakit. Dilempari orang! Jadi dikurung di rumah belakang!"

"Lupa! Moler belum kulatih melempar!"

"Haha...! Biar bisa lempar balik, ya?"

"Iya. Juga aku mau titip pesan!"

"Untuk Nunik?"

"Dosen Nunik!"

"Pesan apa?"

"Jangan marah, kalau Nunik Telat. Nanti ada yang ngamuk!"

"Siapa? Mamas? Jangan! Dosennya perempuan!"

"Oh! Nunik siapkan kertas kecil, ya?"

"Eh?"

"Tulis kata "Bunga!"

"Haha..."

"Berikan pada ibu itu. Bilang dariku!"

"Nunik, tak pernah diberi bunga!"

"Kan, hatiku?"

"Iiih...."

Tanganmu tergantung di udara. Sadar suasana. Duet jarimu, kau gagalkan. Mukamu memerah. Kau menunduk sesaat, tapi segera menatapku. Sekilas, kuusap kepalamu. Aku tersenyum, kau tersenyum. Kuanggukkan kepala. Perlahan, kau berbalik. Melangkah ke gedung kuliahmu. Aku berjalan memasuki kantin.

Kupesan kopi. Pengelola kantin sudah bertukar. Belum begitu kukenal. Beberapa pengunjung mengenalku. Aku bergabung. Tersenyum, bertukar sapa dan salam. Kemudian duduk. Satu orang bicara padaku.

"Dinas pagi, Bang?"

"Mau ngajak Nunik ke Unand! Ternyata kuliah pagi. Haha..."

"Oh! Kirain minta dikawal!"

"Kenapa? Ada yang ganggu?"

"Gak! Kan, udah dipasang merek?"

"Haha..."

Kopi sudah di hadapku. Topik pembicaraan berubah. Masih suasana reformasi, pola gerakan dan suhu politik jadi isu hangat. Juga jadi bahan diskusi dan lelucon.

Baru jam sepuluh. Kulihat dirimu berjalan menuju kantin. Kau berhenti. Saat tahu, aku melihatmu. Itu tanda bagiku. Kau tak ingin ke kantin. Aku pamit pada teman dudukku. Segera berjalan menemuimu.

"Kenapa keluar cepat? Dosennya lagi gak mood?"

"Bilangnya ada pertemuan!"

"Oh! Pergi sekarang atau sarapan dulu?"

"Langsung pergi aja."

"Sama siapa?"

"Eh?"

"Aku nanya? Perginya sama siapa?"

"Kan, sama Mamas!"

"Haha..."

"Kenapa tertawa? Mamas ngajak siapa lagi?"

"Gak ada!"

"Terus?"

"Ternyata. Aku beneran jadi Mamasmu..."

Aku tersenyum seraya melangkah. Kau ikuti langkahku. Cuaca sudah mulai panas. Orang-orang lalu lalang. Sibuk. Sesekali kau juga aku, bertegur sapa dengan orang-orang yang dikenal. Aku melangkah pelan, agar kau tak sulit melangkah. Kau memakai gaun. Karena aturan kuliahmu begitu.

"Tadi aku bohong, Nik!"

"Hah?"

"Gegara sibuk ngobrol. Aku tak jadi latihan!"

"Latihan apa?"

"Dipanggil Mamas?"

"Haha..."

#Nik

#GetMarried #PowerofLove #BecauseofYou #SayLovewithLetter #LoveJusaintEnough

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun