Butuh refreshing juga mengusik adrenalin? Atau berwisata alam sekaligus bertualang? Gunung Kaba, boleh menjadi salah satu pilihan yang menyajikan wisata alam sekaligus berpetualang. Apatah lagi untuk mengisi libur akhir pekan.
Sekilas Bukit Kaba
Gunung Kaba--biasa disebut Bukit Kaba, selanjutnya akan ditulis begitu--memiliki ketinggian 1.952 mdpl dan merupakan gunung api aktif bertipe A. Disebut bertipe A, karena sejarah letusannya di atas tahun 1500 M.Â
Tercatat sejak tahun 1883, telah terjadi 24 kali letusan dan letusan terakhir pada tahun 1952. Sebab itu. Kementerian ESDM mendirikan Pos Pengamatan Gunung Api di Bukit Kaba, satu dari 69 pos pengamatan dari 127 gunung api aktif yang ada di Indonesia.
Desa Sumber Urip, Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkul adalah desa terdekat dari Bukit Kaba hanya berjarak 5 km. Desa Sumber Urip ini hanya berjarak 15 km dari Kota Curup yang merupakan ibu kota kabupaten tempat tinggalku. Lumayan dekat, ya.
Jalur Pendakian Ramah untuk Semua Jenjang Usia
Ada dua pilihan jalur menuju puncak Bukit Kaba. Jalur setapak dengan jarak tempuh 2-3 jam. Umumnya, para pendaki memilih jalur setapak ini karena menyajikan pemandangan alami di bawah rindang pepohonan dengan udara yang segar. Berpedoman saja pada alur jejak yang sudah ada, hingga tak perlu penunjuk jalan karena jalur setapak itu bisa menuntun sesiapapun hingga ke puncak.
Tahun 1994, dibuat jalan untuk kendaraan roda empat yang bertujuan untuk memudahkan Petugas memantau dan mengamati aktivitas Bukit Kaba. Namun saat ini, jalur itu hanya bisa dilalui kendaraan roda dua dengan keterampilan mengemudi yang khusus karena jalur tersebut mengalami kerusakan yang disebabkan faktor alam serta minimnya perawatan.
Jika ingin ke puncak tanpa mengeluarkan tenaga. Selembar limapuluh ribu, akan mengantar anda ke puncak Bukit Kaba. Petugas di pos akan merekomendasikan ojek dari masyarakat sekitar. Murah meriah, kan?
Pesona Alami, Mengundang Anda untuk Kembali
Disarankan berangkat sekitar jam 8-9 pagi agar dapat sampai di kubah Bukit Kaba pada tengah hari. Silahkan mengatur nafas atau menikmati santap siang. Jika di musim hujan dan beruntung, saat sholat dzuhur akan temui genangan air endapan di sekitar lereng. Bila tidak, tayamum bisa jadi pilihan.
Selesai rehat, ada tiga destinasi yang akan memanjakan mata anda. Kawah hidup dengan semburan kawah yang menghasilkan belerang, kawah mati yang berbentuk sumur serta kawah volgesang (disebut juga padang masyhar).Â
Jika acara Tahun Baru atau 17 Agustus. Ketiga lokasi tersebut menjadi pilihan pendaki untuk mendirikan tenda-tenda bagi yang ingin kamping. Dalam buku terbitan Museum Geologi Bandung sebenarnya Bukit Kaba memiliki 8 Kawah, sayangnya 5 diantaranya tertutupi vegetasi.
Untuk mencapai destinasi tersebut ada tiga cara yang juga bisa ditempu:
Cara Pertama. Langsung ke titik tertinggi (trianggulasi) yang dikenal dengan "Tangga Seribu". Padahal undakannya berjumlah 300 anak tangga. Bisa jadi dianggap seribu, karena menaiki tangga itu saat kondisi lelah usai pendakian (haha..). Jangan lupa untuk terus waspada terhadap keselamatan diri karena tak ada penjaga dan pengawas. Andalah pengawas diri anda.
Cara Kedua. Menyusuri jalur setapak mendekati ketiga kawah tersebut. Namun, cara ini butuh tenaga dan kekuatan fisik ekstra. Berbeda dengan cara pertama tadi. Cara kedua adalah pilihan hampir semua pendaki.Â
Kepuasannya? Selain dapat melihat dari dekat aktivitas kawah juga tersedia banyak angle dan spot foto. Apalagi yang bisa dibawa dari sebuah perjalanan wisata alam, selain kenangan.
Cara ketiga. Ini lumayan ekstrim, yaitu mengitari 360 derajat puncak Bukit Kaba. Menyusuri lereng menuju kawah volgesang, lalu menuruni kawah mati dan kawah hidup. Mendaki ke puncak Batu Gajah. Terus menyusuri bibir dinding kawah hingga berhenti di Tangga Seribu. Butuh 2-3 jam melalui cara ini, tapi percayalah sajian pesona puncak Bukit Kaba akan membayar lunas energi yang dikeluarkan. Ahaay...
Percaya atau tidak, ketika turun dan pulang kembali ke Pos Pelaporan. Jarak tempuh anda akan semakin singkat. Dari puncak hanya butuh 1-1,5 jam perjalanan. Kok bisa? Karena jalurnya tinggal menurun dan jika pengatur waktunya keren, sebelum maghrib Anda sudah akan tiba di Pos Pelaporan dan masih ada waktu untuk anda menikmati sumber air panas alami, tak hanya untuk bersih-bersih tapi melegakan otot-otot kaki. Asyik kan.
Bukit Kaba Juga Ada Mitosnya Loh
Kukira umumnya di puncak-puncak tertinggi akan ada masyarakat yang mempercayai aura mistik dan magis, termasuk Bukit Kaba. Dan sudah seharusnya para pendaki "memaklumi" dan menghormati itu, kan?
Pada momen-momen tertentu Anda akan bertemu dengan orang-orang yang melakukan "bayar utang/bayar niat" dengan berbagai alasan. Orang-orang tersebut biasanya membawa aneka rupa sesajen, melakukan pelepasan burung merpati bahkan kambing.Â
Apakah kemudian puncak Bukit Kaba dipenuhi merpati dan kambing? Silahkan ambil kesimpulan sendiri karena biasanya akan ada "pemburu" yang akan mengikuti dari belakang.
Salah satu kisah yang terkenal di daerah Bukit Kaba adalah "Muning Raib" (orang hilang). Berkisah tentang pemuda yang bertapa yang berasal dari "Sadie Tuwei" sekarang Dusun Curup membawa seruling yang adalah seruling sakti. Alunan suara yang dihasilkan sang pertapa, membuat Puteri Kahyangan (Semulen Meno'o) yang menghuni puncak Bukit Kaba jatuh cinta hingga diceritakan keduanya menikah.
Namun karena suatu keadaan, sang pmuda dipanggil kembali ke desa. Putri Kahyangan memberi izin dengan syarat jangan pernah memasak Lebung (Rebung/tunas bambu) dan Poong (pakis/tanaman spora). Namun, larangan itu dilanggar oleh penduduk Sadie Tuwei hingga tiba-tiba pemuda tersebut hilang dari desa.Â
Hilangnya pemuda tersebut dipercaya oleh masyarakat sekitar karena dijemput kembali oleh Dewi Kahyangan sehingga peristiwa itu disebut "Muning Raib" atau orang hilang.
Sampai sekarang, orang -orang tua Desa Dusun Curup masih melarang anak-anaknya untuk mendaki ke Puncak Bukit Kaba karena khawatir akan mengalami hal yang sama dengan kisah "muning raib". Boleh percaya atau tidak, namanya juga mitos. Ini ada video yang diambil dari Youtube.
7 Saran Ringan Sebelum Lakukan Pendakian Ke Puncak Bukit Kaba
Agar tetap tersenyum sejak mulai berangkat hingga pulang kembali ke rumah. Sebelum lakukan pendakian, ada beberapa ajuan saran yang bisa diberikan.
- Pastikan kondisi fisik dan stamina baik atau prima, karena durasi perjalanan 6 hingga 8 jam dan medan alamiah yang akan ditelusuri cukup berat. Sebaiknya, kondisi tubuh memang siap untuk melakukan pendakian. walau Bukit Kaba termasuk jalur yang ramah untuk pendaki pemula.
- Selain melapor serta mendapat info terkini di Pos awal. Saranku, sebaiknya pendakian dilakukan di bulan Mei hingga Agustus. Saat itu, curah hujan sedikit berkurang. Selain jalur setapak tak licin, juga cuaca tak tertutup kabut. Gunakanlah kalender bulan (Hijriah) terutama apabila pendaki mau kemping di puncak, baiknya pada tanggal 12-15 atau menunggu bulan purnama.
- Pastikan logistik cukup. Apalagi air minum karena di puncak Bukit Kaba tak ada sumber air.
- Gunakanlah pakaian kasual atau longgar. Terkadang ada salah kaprah pendaki pemula, suka pakai Jeans atau legging ketat. Padahal bisa mengundang kram otot kaki. Juga jangan lupakan jaket dan scrab (sapu tangan atau sejenis). Jika cuaca lembab, scrab yang diolesi air akan melindungi pernafasan dari aroma belerang yang menyengat.
- Jangan lupa alat P3K sederhana yang bisa diisi obal luka, balsem atau kain kasa/perban. Untuk jaga-jaga
- Bawalah kantong palstik untuk membawa kembali sampah ke bawah. Agar orang lain bisa menikmati keindahan alam seperti kita. Dan, jangan bawa pulang apapun. Ujar-ujar orang pencinta alam. Silahkan menjelajah ke mana saja, tapi, bawalah pulang kenangan atau foto. Selain itu, jangan!
- Terakhir, Disarankan jangan pergi sendiri. Jika di hari libur akan ditemui banyak pendaki. Nikmatilah "hubungan unik" antar pendaki, siapapun anda. So, taklukkan ego diri dengan menjaga diri sendiri, sebelum menjaga orang lain sambil menikmati ciptaan Tuhan
Hayuk menikmati sajian alam sambil mengisi liburan. Jika ada yang berminat, boleh hubungi kujamin gratis! Nanti bakal diantarkan ke puncak Bukit Kaba. Demikian, Aku tunggu ya? ahaay
Curup, 05.04.2019
Zaldychan
[ditulis untuk Kompasiana]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H