Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menyegarkan Pikiran dengan Bertualang ke Bukit Kaba

5 April 2019   13:56 Diperbarui: 6 April 2019   14:01 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Sumur Kawah Hidup. jika musim hujan akan kelihatan Air berwarna hijau|Dokumentasi pribadi
Sumur Kawah Hidup. jika musim hujan akan kelihatan Air berwarna hijau|Dokumentasi pribadi

Bukit Kaba Juga Ada Mitosnya Loh
Kukira umumnya di puncak-puncak tertinggi akan ada masyarakat yang mempercayai aura mistik dan magis, termasuk Bukit Kaba. Dan sudah seharusnya para pendaki "memaklumi" dan menghormati itu, kan?

Pada momen-momen tertentu Anda akan bertemu dengan orang-orang yang melakukan "bayar utang/bayar niat" dengan berbagai alasan. Orang-orang tersebut biasanya membawa aneka rupa sesajen, melakukan pelepasan burung merpati bahkan kambing. 

Apakah kemudian puncak Bukit Kaba dipenuhi merpati dan kambing? Silahkan ambil kesimpulan sendiri karena biasanya akan ada "pemburu" yang akan mengikuti dari belakang.

Kawah Volgesang. Area Kamping Tahun baru dan Upacara 17 Agustus.| Sumber: https://travelingyuk.com/ 
Kawah Volgesang. Area Kamping Tahun baru dan Upacara 17 Agustus.| Sumber: https://travelingyuk.com/ 

Salah satu kisah yang terkenal di daerah Bukit Kaba adalah "Muning Raib" (orang hilang). Berkisah tentang pemuda yang bertapa yang berasal dari "Sadie Tuwei" sekarang Dusun Curup membawa seruling yang adalah seruling sakti. Alunan suara yang dihasilkan sang pertapa, membuat Puteri Kahyangan (Semulen Meno'o) yang menghuni puncak Bukit Kaba jatuh cinta hingga diceritakan keduanya menikah.

Namun karena suatu keadaan, sang pmuda dipanggil kembali ke desa. Putri Kahyangan memberi izin dengan syarat jangan pernah memasak Lebung (Rebung/tunas bambu) dan Poong (pakis/tanaman spora). Namun, larangan itu dilanggar oleh penduduk Sadie Tuwei hingga tiba-tiba pemuda tersebut hilang dari desa. 

Hilangnya pemuda tersebut dipercaya oleh masyarakat sekitar karena dijemput kembali oleh Dewi Kahyangan sehingga peristiwa itu disebut "Muning Raib" atau orang hilang.

Sampai sekarang, orang -orang tua Desa Dusun Curup masih melarang anak-anaknya untuk mendaki ke Puncak Bukit Kaba karena khawatir akan mengalami hal yang sama dengan kisah "muning raib". Boleh percaya atau tidak, namanya juga mitos. Ini ada video yang diambil dari Youtube.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun