Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pujangga Tua Terluka oleh Kematian Makna

29 Maret 2019   17:50 Diperbarui: 29 Maret 2019   18:16 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by : pixabay.com

jemari kaki kumbang betina, terhenti pada bangkai mahoni tua. dengung kepak sayapnya, menghujat sabda-sabda burung. yang mengukir ceruk-ceruk mendung. kumbang jantan sembunyi dalam kegelapan. berkisah tentang domba-domba, bercerita tentang punuk-punuk unta. pujangga tua terluka, oleh kematian makna.

peziarah-peziarah berseragam zirah, memandu tangis di makam-makan sejarah. menghujat kata-kata kumuh, dan mengukir aksara-aksara lusuh. seruan amiin berkumandang di awan, sepasang kumbang mengeja hujan. pujangga tua menggali kuburan, menimbun airmata-airmata zaman.

sepasang kumbang, tumbang di musim semi. tergeletak mati, diantara jamur-jamur sisa mahoni. sepi hujatan, sunyi ukiran, tanpa tangisan. peziarah-peziarah berbaju zirah, memaknai sejarah. pujangga tua berpakaian sejarah, musnahkan zirah. di sudut jendela harapan, abu kegelapan tenggelamkan kehidupan.

Curup, 29.03.2019
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun