tak lagi ada semilir angin, mengusik kelopak rasa. tak pula menyapa setiap helai benangsari asa. waktuku terhenti di bibir senja. menggenggam erat seikat bunga jiwa.
berdua, menyesap serat luka yang sama. Â merajut sebab rekah duka yang sama, tapi tidak tentang senja. kunikmati sapa rembulan seusai jingga. untukmu, tak lagi ada senja.
belasan larik-larik pengusir sepiku, tertuju padamu. ratusan lirik-lirik pengusik sunyiku, tergores untukmu. dan, ribuan detak-detik pengisi malamku, berarsir wajahmu.
kau yang memulai sketsa kisah itu. kubiarkan diam diredam akhir waktu. hanya aku, dan tanpamu.
Curup, 28.02.2019
zaldychan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H