"Hehe! Makasih sudah antarkan!"
"Telaaat! Kok bisa surat itu ke rumah?"
"Kalo alamat sekolah. Aku bisa mampus!"
"Haha..."
"Biar pak pos cepat tahu!"
"Iyalah! Tak tahu SANTOKOLA? kita bakar Kantor Pos!"
"Jangan! Aku gak bisa balas surat Nunik!"
"Haha..."
Doyex bergabung. Duduk disebelahku. Tangannya memegang gitar. Matanya melirik surat ditanganku. Kuajukan padanya. Doyex gelengkan kepala.
"Sudah dibaca?"
"Yup!"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!