Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tiba-tiba Lalat Hitam Menyerah Pasrah

27 Februari 2019   11:58 Diperbarui: 27 Februari 2019   12:03 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sepasukan lalat hitam, tidak tibatiba, singgah ke telinga. lakukan rentak tarian salsa. tak lelah, menyimpan lapar-lapar rasa. mencabik sketsa-sketsa drama jalanan. berkisah adegan-adegan palsu opera kematian.

sepasukan lalat hitam, menjangkau liang mata. kembali tarikan rentak salsa. biji mata berontak, sibuk mengobati radang otak. lalat hitam terhenyak. jaringjaring selaput otak tak luput dari kematian.

sepasukan lalat hitam, tersesat di aura mistis. geliat hati alunkan nada ritmis. gelisah erotis, mengganti rentak salsa dinamis. alam magis temui kematian.

sepasukan lalat hitam, rasakan kelelahan. telinga dan mata, temui kematian. otak dan hati, temui kematian. mulut bukan sasaran. hanya satu pilihan. tapi mulut, tak pernah alami kematian.

sepasukan lalat hitam, tidak tibatiba menyerah pasrah. tak lagi perlu mengaku kalah. semua takut, carutmarut busuk kemelut mulut. sebenar-benarnya kematian.

Curup, 27.02.2019
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun