Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Gadismu, Bukan Narto!

13 Februari 2019   22:45 Diperbarui: 13 Februari 2019   22:59 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Spontan mata Putri melirik ke dapur. Acil melengos melewati Putri, mencari batu asah.

Putri terduduk. Menyesali ceritanya tadi. Acil, suaminya. Berperawakan kecil tapi berwatak keras. Lelaki yang bertanggung jawab dan miliki harga diri. Memiliki prinsip hidup. Tak mengganggu dan jangan diganggu. Putri memahami itu.

Mendiang Narto, bujang tua tetangga sebelah rumah. Adalah korban prinsip Acil itu. Putri ingat. Malam itu, terlanjur berucap pada suaminya. Narto sering merayu dan mengintip, serta mengancam akan memperkosanya.

"Sembuyikan ini!"

Hanya itu pesan Acil sebelum pergi. Usai shubuh. Putri mendengar berita. Mayat Narto bersimbah darah, ditemukan di batas desa. Putri tahu apa yang terjadi. Belum lagi pagi, Parang Acil sudah disembunyikan putri. Dan,  baru satu minggu kemudian. Putri menjenguk suaminya di penjara. Putri membawa Sri. Yang menangis memeluk ayahnya. Ingatan Putri mengulang kejadian lima tahun lalu. Saat itu, anak gadisnya baru kelas satu.

Sekarang, Sri sudah kelas enam. Sebentar lagi ujian akhir. Putri tak ingin kejadian lalu terulang lagi. Segera menyusul suaminya ke dapur.

Acil sedang serius mengasah parang. mata parang itu kembali berkilat. Acil tersenyum menatap Putri.

"Kenapa wajahmu pucat?"

Acil bergerak pelan. Melangkah mendekati Putri. Suaranya lirih. Tapi bak dentuman meriam bagi Putri. Parang tajam itu terhunus di tangan kanan Acil. Putri berdiri kaku. Diam tak bergerak. Mata Acil menatap teduh.

"Ambilkan baju lengan panjang!"

Nada suara itu tetap sama. Putri segera ke kamar tidur. Mencari yang diminta suaminya. Saat keluar, Acil sudah membuka baju. Parang tergeletak di atas meja. Di sebelah gelas kopi tanpa isi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun