Sudah setengah jam. Kudengar ceritamu. Kisahmu tentang saudaramu, tentang Ayahmu, tentang Mamakmu dan tentang segala tentang rasamu padaku. Karena tak ada waktumu, bertemu aku. Bersisa pagi itu, waktumu untukku. jelang berangkatmu dari Curup ke Bengkulu.
"Bang!"
"Ya?"
"Nik takkan mengajak Abang pulang lagi!"
"Eh!"
"Kita juga gak bisa bertemu, kan?"
"Hehe."
"Abang gak bisa jumpa keluarga Nunik!"
"Terus?"
"Maafkan Nunik, Bang..."
Suaramu lirih. Kau menunduk. Tak bisa kucegah bening itu kembali ada. Kukira itu, ucapan selamat datangmu. Bukan hadirmu. Bukan tumis kangkungmu. Bukan cubitanmu. Tapi tangismu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!