"Bang..."
"Cukup ucapkan dalam hati. dengan hatimu!"
"Hah?"
"Tak perlu ujarkan!"
"Eh!"
"Mau lakukan itu?"
"Iya..."
"Berhentilah menangis! Mau bertemu Mamak, kan?"
Kau menatapku. Menikam manik mataku. Seperti mencari sesuatu. Kau tersenyum. Mengambil tangan kananku. Menaruhnya didahimu. Tangan kiriku menyentuh ubun-ubunmu.
"Nik! Kita bersama meniti nanti. Untuk kata pasti. Cukup yakini itu!"
***
#Nik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!