Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Novel | "Power of Love" [9]

3 Februari 2019   17:40 Diperbarui: 8 Agustus 2019   09:21 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

BAGIAN KESEMBILAN

Nyaris jam sepuluh. Kutapaki pintu rumah. Ucap salam, menaruh tas dan segera menuju dapur. Tangan kanan Amak singgah di dahiku, di hidungku juga dibibirku. Senyum pagi jelang siang Amak menyambutku.

"Hamdallah. Baru sampai?"
"Bus rusak jelang Solok. Jadi menunggu alat dari Bukittinggi."
"Puasa?"
"Iya."
"Pulang sendiri?"
"Bareng sopir juga penumpang lain."
"Hehe..."
"Juga Nunik. Dan minta disampaikan salam untuk Amak."
"Eh! Sudah diantar pulang, ya?"
"Di jemput Uda!"
"Ooh! Harusnya kau antar!"

Pun nyaris setahun lalu. sejak mula kumulai, Amak orang pertama yang tahu. Ketika itu, kau kubujuk paksa. Mengajakmu datang ke rumah. Kau tak mau, alasanmu malu. Tapi kau tahu, aku mau kau bertemu Amak saat itu.

"Mak! Menantu dataaang!"
"Iih..."

Aku terlupa ketika itu. Tak mengingat wajahmu. Yang aku tahu, kau tetiba gagu menjumpai Amak. Bertukar salam, kau duduk disamping Amak. Aku mesti pergi. Membeli rokok alasan yang tepat saat itu. Aku tahu, dari matamu kau butuh bantuanku. Agar tak pergi meninggalkanmu berdua bersama Amak. Dan kau pun tahu, aku pasti pergi. Amak mengerti, itu kali pertama. Kuajukan perempuan dihadapannya. Pernah dulu kuungkapkan pada Amak. Jika aku memiliki, aku takkan sembunyi. Dan itu, dirimu.

Aku tertawa saat kembali. Kau repot mencari tempat gula juga kopi. Kukira maumu membuat minum. Kubiarkan repotmu. Aku duduk dihadapan Amak.

"Pacarmu?"
"Katanya, tamat sekolah udah boleh?"
"Jangan ganggu kuliah!"
"Insyaallah."
"Sama-sama kuliah di Padang, kan?"
"Iya."
"Tamu yang buat minum?"
"Dia yang mau, Mak! Aku lupa. kan menantu, bukan tamu!"
'Hei!"
"Haha..."

Kalimat terakhir, segaja kukeraskan. Wajah Amak menjelaskan agar aku berhenti mengusikmu. Kau berlama-lama agar tak segera menyuguhkan minuman buatanmu. Kukira repotmu bertambah. Untuk mengatur rasa dan sikapmu hari itu.

Nik, resikomu! Saat memutuskan mau, kau harus tahu. Begitulah aku.

#Nik
#Get Married #Power_of_Love

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun