kenapa tak pernah berikan bunga?
berkali tanya itu hadir, dan aku pun mengerti inginmu. hingga diam-diam, kutitip senyum pada diam. biar riak ruang hatimu teredam.
kumiliki seribu satu lisan dan sejuta satu tulisan, aku tak lakukan seperti inginmu!
bukankah keberadaanmu, melampaui segala pesona yang dijanjikan bunga? untuk apa kuberikan, jika kau adalah bunga sesungguhnya?
tahukah kau? tak akan pernah aku berniat mengotori lembut jemarimu dengan sajak kematian. seperti layu dan matinya bunga. padahal hanya sesaat dan sejenak ditanganmu.
cinta tak pernah sesaat dan sejenak!
Curup, 29.01.2019
zaldychan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H