Hari ini. tiga hari jelang satu bulan. Sejak artikel pertamaku ada di Kompasiana. Berawal  pada tanggal 29 Desember 2018 dengan menulis Puisi berjudul "Pelangi Senja" dan tadi sudah Isya,  puisi lagi dengan judul "Lontarku Mengeja Dulu".
Sejauh ini, Artikelku di Kompasiana menyentuh angka 12O. Jumlah itu, 39 masuk ranah "Pilihan" dan belum pernah "Artikel Utama". Tulisanku pun, Di dominasi kategori Fiksiana kecuali Drama, dan beberapa artikel di Kategori Humaniora. Bakal bertambah satu ke angka 121 dengan tulisan ini. Mari ikut rayakan! Ahaaay...
Produktif? Relatif, kan? bagiku, tulis apa saja selagi suka. gunakan rumus "Tulis-Baca-Tulis" atau varian lainnya "Baca-Tulis-Baca". Sehingga terkadang, satu hari bisa lebih dari tiga tulisan, itupun diam-diam masih suka diedit ulang. Gegara pakai rumus tadi! Hahaha...
Aku beri tahu, ya? Awalnya, aku tak mengerti kalau ada sistem point, rating. Juga apakah tulisanku masuk kategori Pilihan dan Artikel Utama. Jadi, diposting aja! Yang penting aku bisa bersihkan isi benakku. Syukur-syukur bisa berbagi dan jamaah Kompasiana berkenan. Saat postingan ke 64, baru aku "ngeh"! ada ketentuan begitu!
Dan, aku menyesal kenapa "ngeh" itu ada! Seusai posting, Hatiku Harap-Harap Cemas! Tentu saja akhitnya aku menunggu tulisanku dipilih editor atau tidak! Terkadang tersenyum, teriak, tertawa atau sekedar bilang yess! Atau diam-diam menyimpan sesal, saat tulisan berwarna biru, tak ada di sebelah kategori tulisan. Kukira, ada juga yang sepertiku, kan?Â
Tapi sudahlah! Bagiku, jika suka lakukan aja! Usai melempar tulisan, penulis tetiba mati. Dan pembaca yang berkuasa, kan? Hehe...
Wuih! Udah panjang aja! Padahal, itu baru pengantar! Maafkanlah! Anggap saja refleksi diri.
Aku mau bilang kalau di kampungku pun ada komunitas yang jauh dari mirip dengan Kompasiana. Yaitu Komunitas Pohon Baca. Sudah dua tahun memulai gerakan #malammingguberpuisi. Tak mirip, kan? Kesamaannya hanya pada ajakan Menulis dan Puisi dan melalui media di alam maya. Sisanya? Â Jauuuuuh berbeda!
Saat tulisan ini kubuat,sudah ada 32 postingan puisi berbagai tema dari berbagai kalangan. Eh, sama, ya? Tanpa statistik point juga tak ada arsip postingan. Jika mau melihat postingan terdahulu, mesti scroll di linimasa yang lumayan bikin jari dan mata pegal!
Ukuran tulisan itu bagus atau tidak, bisa dilihat dari jumlah "like"! tapi tak mesti. Bisa saja gegara hujan seperti malam ini. Maka sinyal cenat-cenut. Maka, jamaah #Malammingguberpuisi pun cenat-cenut juga! Apatah lagi jika mati lampu. Maka malam minggu di kampungku. akan sepi dari puisi.
Itu, sekilas satu kegiatan Literasi Komunitas Pohon Baca yang di gawangi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Â IAIN Curup - Bengkulu.
Sialnya, saat bergabung dan resmi miliki pasport  Kompasiana. Aku seperti tak bisa jauh dari HP! Serbuan artikel dari berbagai kategori menghajar mata dan otakku. Hingga HP dan Charger enggan berpisah.
Luar biasa! bukan hiitungan minggu atau hari. Bahkan hitungan jam (aku baru tahu kalau dibatasi minimal 1 jam) beberapa penulis yang kuikuti bertubi-tubi. Sajikan tulisan. Tak hanya di satu kategori, bisa saja kategori berbeda! Issue dan tema? Jangan tanya. Kecepatan timbul-tenggelamnya seperti kecepatan cahaya di kampungku saat tak mati lampu.
Akhirnya, akupun tertarik ke pusaran itu. Saat ini, kubiarkan diri tenggelam! dan kukira, akan/sudah ada gerbong atau rentetan gerbong lain di kampungku yang ingin miliki pasport Kompasiana dan ikut tenggelam bersamaku. Ahaaay...
Note:
#malammingguberpuisi adalah gerakan Komunitas Pohon Baca.
sesiapapun boleh ikutan! Yang minat, silahkeun pantau akun fb : Pohon Baca Iain Curup.
Curup, 26.01.2019
Aksi dan Reaksi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H