Mohon tunggu...
Zaldy Zaldy
Zaldy Zaldy Mohon Tunggu... -

Rakyat Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi, Mobil Murah dan Pemerintahan Sontoloyo

27 September 2013   10:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:19 2235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mobil,mobil,mobil, sebentar lagi kita punya mobil,oh yeah, gembiranya hati punya mobil baru,mobil murah kata pemerintah,kata Hidayat Menteri Perindustrian mobil murah,dipersembahakan pemerintah untuk warga masyarakat menengah ke bawah,agar mereka pun merasakan nikmatnya punya mobil. Yes punya mobil,kemana-mana naik mobil sama istri dan anak. Punya mobil bisa di bawa ke kantor yeah asyiknya.Mau ke mall,ngak lagi naik motor,yang susah kalau belanjaan banyak,asyik,gaya deh. Habis belanja tinggalbuka bagasi,taruh deh belanjaan,beda kan sama dulu yang taruh di stang kiri kanan. Namun semua penderitaan ketika pergi,akan segera sirna,oh makasih pemerintah,makasih Hidayat,makasih SBY,wow keren. Tak ada lagi masa-masa suram ketika berpergian,ngak ada lagi kepanasan ,ngak ada lagi kehujanan karena sekarang kita kan bermobil ,yeah, kalau panastinggal nyalakan AC. Pergi kemana-mana sama istri dan anak akan lebih mudah,sip. Pergi sendiri,akan lebih asyik lagi,mobil murah pemerintah akan setia menemani,jreng ,kaosbaru,minyak wangi,kaca mata hitam goceng siap menemani,asyik coy naik mobil bisa lirik cewek kiri kanan,borjou habis deh.

Mantap nih pemerintah kita,tahu aja kalau kita pada nafsu punya mobil,syukur deh baru kali ini pemerintah tahu banget keinginan rakyatnya yang pada mau punya mobil,iya dong masa mobil hanya milik orang kaya aja, dimana rasa keadilan negera,masa ngak bisa menyediakan mobil murah. Selamat untuk SBY,yang diakhir pemerintahanya kasih hadiah buat rakyatnya kasih mobil murah coy,mobil jadinya bukan hanya punya Bram,Albert,Noni,Sisca dan Joshua yang tinggal di komplek-komplek elit,yang bisa taruh 2-3 mobil digarasinya,mobil akan menjadi kenyataan kita semua,joko,butet,bagong,mumun,upik,slamet,engkus,karjo yang tinggal diperumnas,jalan-jalan sempit,gang-gang sampai ngedoprak di kost-kost kaya ikan sarden,begitu kan niat si Hidayat di televisi?. Biar semua rakyat Indonesia bisa merasakan nikmatnya punya mobil. Joss.

Nah pada saat Hidayat senang,SBY bangga karenakasih sesuatu bagi rakyatnya,lain lagi Jokowi,penguasa Jakarta,eh,dia bukannya senangnya rakyatnya yang menengah ke bawah akan dikasih mobil murah,malah binggung dia,bukannya nolak sih,tapi dia bingung aja gimana jadinya Jakarta kalau mobil-mobil yang sekarang harganya selangit aja, bisa membuat Jakarta macet total setiap hari,tentu apalagi kini dengan mobil-mobil murah akan berkeliaran di jalan,yang katanya pemerintah biar orang bisa ganti kendaraan dari motor ke mobil,itu targetnya. Mobil bertambah,bertambah pusing deh Jokowi ngurusin kemacetan jalan Jakarta,iya sih bisa dibayangin deh,jalanan jadi neraka macet,apalagi kalau pagi dan sore,ketika pasukan besi,motor, bergerakmengepung Jakarta dari segala penjuru daerah penyangga,dari Depok,Bogor,Tangerang dan Bekasi. Nah,kalau semua pengendara motor menganti motornya dengan mobil murah dan semuanya berebut masuk Jakarta? Bisa stress Jokowi.

Jokowi, maunya bangun dulu transportasi pubik yang aman,nyaman dan murahyang daya angkutnya besar,sehingga orang punya mobil ngak apa-apa,mungkin hanya untuk keperluan darurat ataupun bersama keluarga,bukannya untuk bolak-balik kerja,kalau transportasi public nyaman,kan tidak setiap hari orang pakai mobil,kayak diluar negeri kali,setiap orang punya mobil,tapi mobilnya ngak dipakai untuk kerja,bolak-balik noh dari Bekasi-Jakarta,Depok-jakarta,Tangerang-Jakarta ,lah kan kita orangnya gengsian,masa punya mobil ngak dipakai?. Atau pikirnya Jokowi mungkin kalau orang Depok or Bekasi or Tangerang,mau punya mobil,yah punya mobil aja,tapi mobil jangan di bawa masuk ke Jakarta setiap hari,pakai mobil dari rumah,terus mobilnya ditaruh di stasiun Kereta Api,ke jakartanya naik kereta api,nah Jokowi deh nantinya yang akan menyediakan sarana transpotasi public di Jakarta,nah kenyataanya ngak semua orang mau taruh mobilnya di stasiun kereta,bukan hanya tempat kerjanya jauh dari lintasan kereta,tapi juga menyangkut keamanan dan kenyaman dirinya juga mobilnya di stasiun kereta. Walau pemilik kereta api,Bapak Jonan, udah begitu semangat membenahi Kereta api,tetap aja ngak akan bisa seperti di Singapura,Malaysia apalagi Jepang,lihat aja tuh di stasiun-stasiun di Depok dan Bekasi,walaupun animo masyarakat sudah mulai besar untuk mengandangkan mobilnya di stasiun kereta api,apa mau dikata memang dari dulu stasiun ngak pernah di set untuk menampung kendaraan,makanya motor dan mobil dikandangkan seadanya saja,semrawut. Kehujanan,kepanasan belum lagi resiko kebakaran.

Memang kalau dipikir-pikir,ruwet juga masalah mobil murah,ini bukan sekedar masyarakat menengah bawah dikasih laternatif kepemilikan kendaraan,bukan juga sekedar strategi perdagangan bebas di kawasan Asean,tetapi dampaknya bagi kita semua. Bukan saja kemacetan akan bertambah parah,tetapi juga tentunya komsumsi BBM akan meningkat sangat tajam,bukankah selama ini pemerintah mengeluh begitu besarnya subsidi yang diberikan pemerintah untuk komsumsi BBM, karena begitu besarnya volume kendaraan yang berlalu lalang di jalan?Padahal sebahagian BBM (premium) itu harus di impor pemerintah,wah bisa tambah goyang deh rupiah. Belum lagi bagi masyarakatnya,pemilik kendaraan itu sendiri,bisa dibayangkan dengan slogan mobil murah,maka akan banyak masyarakat yang akan memaksakan memilikinya,bukan saja menambah pembayaran kredit bulanan nya yang pasti akan lebih mahal dari kredit motor,juga biaya perawatan yang ekstra, biaya komsumsi premiumnya dan juga yang dapat membuat pusing kepala adalah di mana mobil akan di taruh?. Sudah jamak bahwa masyarakat yang hidup di dalam komplek-komplek perumahan,rata-rata mereka sudah memiliki mobil sebagai kendaraan pribadinya dan ada fasilitas garasi di rumahnya,minimal carpot untuk menaruh kendaraannya. Nah bila target pemerintah adalah untuk membantu pasangan yang hanya memiliki kendaraan motor,kalau pemerintah jeli kebanyakan dari mereka tidak punya rumah,kost, ngontrak atau kalau pun punya mereka hidup di lingkungan yang tidak tersedia satu rumah satu garasi. Maka mereka,dipastikan akan menaruh mobilnya di lapangan sekitar rumahnya atau pun dipinggir-pinggir jalan. Akan banyak terjadi keruwetan bahkan akan ada banyak perselisihan hanya sekedar menaruh sebuah mobil nantinya.

Mobil murah,yang menurut JK bukan mobil murah tetapi mobil dengan harga terjangkau di katakannya di sediakan pemerintah untuk orang yang hidupnya pas-pasan,bisa dibayangkan orang dengan hidup pas-pasan,ditarik-tarik,diiming-imingi,dipikat untuk memiliki mobil,mungkin kedepannya hanya akan menambah beban hidup mereka.Bahkan pada suatu titik,hanya akan memperbesar kredit macet perbankan,karena lembaga keuangan akan berlomba-lomba menarik minat orang membelinya. Kalau hanya membayar 500-600 ribu,mungkin rata-rata masyarakat pemilik motor akan sangup,namun karena merasa kebutuhan mendesak memiliki mobil,maka akan banyak orang yang memaksakan diri untuk bersedia mengeluarkan biaya kredit bulanan antara 1,5-2 juta perbulan, yang besarnya 3x dari kredit motor. Sanggup kah mereka?

Seorang ayah,dengan dua orang anak kecil,memang akan kerepotan bila berpergian,susah kemana-mana memakai sepeda motor,orang tua dengan dua orang anak tentu membutuhkan suatu cara yang ektif dan nyaman untuk berpergian dan hal ini bisa didapat dari kepemilikan mobil namun juga dengan sarana transportasi publik yang aman dan nyaman. Masalah di negeri ini pemerintah,tidak menganggap sarana transportasi sebagai sebuah kebutuhan utama yang memberi pengaruh luar biasa,sarana transpotasi publik dibangun ala kadarnya,tidak seperti bangsa-bangsa lainnya di dunia yang memandang betapa pentingnya,strategisnya membagun sarana transportasi umum bagi masyarakatnya. Bangsa-bangsa yang lain itu mengerti,betapa kemacetan,pemborosan BBM,pemborosan waktu,kecelakaan,ketidak ketertiban dijalan adalah sesuatu yang harus di hindarkan.Dan solusi mereka adalah dengan menginvestasi sumber daya mereka kepada sarana transportasi publik yang murah,aman dan nyaman,beda dengan Negara ini,ketika penguasa dengan jalan pikirannya sendiri,dengan kepentingannya sendiri sibuk dengan program mobilnya,lebih tepatnya dengan program mobil Jepangnya bukan dengan program mobil nasionalnya.

Sebagai rakyat,tentu kita senang dengan adanya mobil yang harganya semakin terjangkau,namun sebagai rakyat pula,sebagai pemilih sah penguasa negeri ini,kita juga harus menuntut tanggung jawab pemerintah,untuk meminalisir dampak negative dari program mobil murahnya,apalagi ketika kita paham bahwa masih banyak kebutuhan pokok dari masyarakat yang lebih penting dari sekedar mobil murahyang untuk itu pun pemerintah tidak pernahfokus menyelesaikannya,apakah itu sarana transpotasi publik,perumahan,pendidikan,ataupun kesehatan. Adalah hal yang tepat bagi pemerintah,bila mereka mampu membuat skala prioritas kebijakan publiknya,bukankah ini yang di tuntut Jokowi dengan mempertanyakan kebijakan pemerintah pusat soal mobil murah ini?.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun