Sinar Mas Forestry adalah pengelola hutan tanaman industri yang beroperasi di Pulau Sumatera dan Kalimantan, sekaligus merupakan pemasok bahan baku kayu untuk pabrik pulp dan kertas Asia Pulp & Paper.
Sinar Mas Forestry mempraktekkan pengelolaan hutan tanaman dengan memperhatikan kelestarian fungsi produksi, ekologi dan sosial.
Salah satu upaya memenuhi kelestarian fungsi ekologi tersebut, Sinar Mas Forestry menyediakan lahan seluas 173ha di Siak, Riau sebagai kawasan konservasi berupa hutan lindung.
Fungsi pokok hutan lindung adalah sebagai sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, dan memelihara kesuburan tanah. Dampaknya, keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya akan dapat terjaga.
Area hutan lindung sebagai bagian dari kawasan konservasi Sinar Mas Forestry di Riau ini disebut dengan Arboretum.
Secara etimologi, Arboretum berasal dari bahasa Latin, arbor berarti pohon, dan retum berarti tempat. Kata Arboretum juga telah resmi diserap ke dalam Bahasa Indonesia. Pengertian Arboretum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah 'tempat berbagai pohon ditanam dan dikembangbiakkan untuk tujuan penelitian atau pendidikan.'
Arboretum mulai dibangun pada tahun 1998 di wilayah Desa Mandi Angin, Kecamatan Minas, Kabupaten Siak, Riau. Memasuki kawasan ini, kita akan merasakan pengalaman berada jauh dari hiruk-pikuk keramaian.
Sampai di area, rombongan disambut oleh Johannes Koto, dari pihak Forest Conservation PT Arara Abadi, selaku pihak pengelola Arboretum. "Selain sebagai penelitian, Arboretum berfungsi sebagai wahana rekreasi pendidikan." jelas Johannes.
Koleksi tanaman Arboretum di Siak ini mencakup 135 jenis pohon dan 16 jenis palem. Di antaranya adalah spesies langka seperti Kulim (sejenis bawang), Gaharu, Arang-Arang, Meranti Batu, dan Meranti Kunyit.
Sedangkan koleksi fauna di Arboretum meliputi 26 spesies terdiri dari mamalia, reptil, burung, dan ikan. Beberapa sudah terancam punah seperti Gajah Sumatera, Beruang Madu, dan Monyet Ekor Panjang.
Salah satu gajah penghuni Arboretum bernama Ivo Duanti. Gajah betina berusia 32 tahun ini berasal dari wilayah Libo, Kandis, Siak. Menurut data WWF 2014, Ivo Duanti adalah satu dari sekitar 1400an ekor gajah yang tersisa di Sumatera, dengan estimasi 300an di antaranya berada di Provinsi Riau.
Keberadaaan Arberotum ini merupakan benteng penjaga kelestarian ekosistem hutan serta flora dan fauna yang menghuninya. Ini adalah bentuk komitmen nyata Sinar Mas Forestry sebagai pertanggungjawabannya kepada lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H