Hal inilah yang membuat saya jadi berpikir ulang, melihat secara lebih obyektif, bahwa tidak selamanya asumsi yang kita punyai adalah tepat dan akurat sebagaimana realitas di lapangan.
Selanjutnya saya juga mengintip salah satu web seputar ilmu lingkungan populer dan berita konservasi, yaitu mongabay. Menurut redaksi, mongabay sejak tahun 1999 telah menjadi salah satu situs utama untuk berita, analisis dan informasi mengenai hutan tropis. Situs ini dikunjungi lebih dari dua juta pengunjung setiap bulannya, membuatnya menjadi salah satu web dengan “the most visited eco-focused” di internet.
Yang menyita perhatian saya adalah dalam salah satu artikel terbarunya, mongabay memaparkan secara cukup rinci bahwa perusahaan kertas kini telah mengalami pergeseran paradigma yang signifikan dalam menjalankan bisnisnya. Pelopor dari gerakan ini adalah Asia Pulp & Paper, salah satu pemain utama dalam industri kertas regional dan global.
Hal ini harus mereka lakukan, karena jika melulu menjalankan bisnis seperti biasanya dengan sikap acuh tak acuh tanpa memerhatikan kelestarian lingkungan, mereka sendiri akan turut menjadi korban.
Maka itu perusahaan kertas kini sangat mendorong berbagai solusi untuk mencegah terulangnya kebakaran hutan, sampai dengan ke akar-akarnya, salah satunya adalah restorasi lahan gambut dalam skala masif. Lahan gambut inilah yang menajdi penyebab utama kebakaran hutan sulit dipadamkan. Ini memang pekerjaan besar yang rumit dan tidak mudah. Namun niat baik ini rasanya perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak.
APP sendiri menyoroti tiga aspek terkait restorasi lahan gambut dan inisiatif pengelolaannya: pembangunan lebih dari 3.500 bendungan untuk membasahi lahan gambut kering, moratorium 7.000 hektar perkebunan aktif, dan pendirian yayasan independen yang mendukung konservasi lahan gambut.
Bahkan Greenpeace sendiri turut mengapresiasi niat baik dan komitmen perusahaan ini. Bahwa niat baik dan komitmen perusahaan belum sempurna dan masih banyak kelemahan di sana-sini, itu memang harus diakui. Namun rasanya akan lebih bijak jika kita semua fokus kepada apa yang telah dan akan dilakukan oleh perusahaan ke depan, dalam konteks pengambilan peran untuk mencegah terjadinya kebakaran di hari esok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H