Ketika malam tiba, angin berhembus meniup sahdu telingaku. Ketika itu pula tubuh ini terasa lelah sebab pekerjaan menyita waktu terlalu banyak sampai larut malam. Kubaringkan tubuh ini diatas tempat tidur terbuat dari kapuk supaya tubuh ini terasa nikmat meskipun suasana rumah sedikit ramai, karena sudah terbiasa di keramaian...
Mata sudah lima watt, waktunya untuk beristirahat. Tertutuplah mata ini untuk tidur dengan minmpi bertemu "bidadari syurgaku" dan berharap terbangun esok hari dialam nyata. sebab hati ini takut jika tidur malam itu untuk tidur selamanya.
Mimpi di malam saat tertidur karena tubuh lelah, nikmat sangat dan terasa telah terjadi pada diriku di dunia nyata. Padahal mimpi itu aku pertama kali bertemu "bidadari syurgaku" pada pandangan pertama di malam pertama, karena malam-malam sebelumnya tidak pernah terjadi mimpi seindah itu.
Mimpi jatuh cinta dengan bidadari, walau dia tidak mengenalku. Pada lubuk hati terdalam terucap do'a "wahai Tuhan yang Maha Mengetahui jadikanlah nyata bidadari syurgaku".
Selanjutnya, perjalanan hidup ini bertambah semangat untuk meraih cita-cita dan cinta sejati yang romantis bersama bidadari syurgaku walaupun pandangan pertama di dalam mimpi. Aku berharap banyak tentang mimpi dimalam itu, seperti nyata namun tidak nyata. Tetap semangat untuk dijadikan nyata.
Hari demi hari aku lalui bersama waktu yang selalu sopan menemani diriku kerja sebagai buruh, diselah waktu aku menghibur diri sendiri dengan mendengarkan lagu "Bento" Iwan Fals, sambil istirahat diriku terlelap namun tidak ada mimpi saat itu, diriku hanya "mati suri" sebab disamping tubuhku ada lemari setinggi 1 meter syarat dengan muatan, tiba-tiba saja "brug" lemari terbalik dengan suara menggelegar, namun aku tetap saja tertidur pulas.
Empat jam ku tertidur tanpa mimpi yang berarti, aku terbangun dan didepan wajahku yang rupawan terlihat sosok wanita cantik (mataku rabun) menyapa dengan panggilan "Abang". Hatiku melayang mendengar panggilan itu, pikiran ku berwarna warni, terbesit dalam hati "apa ini bidadari syurgaku?". Setelah beberapa dipanggil abang bangun waktu nya makan, ternyata tadi itu kesadarannya belum sempurna, aku sudah tahu yang membangunkan aku dengan panggilan Abang, dia adalah ibuku .
Sambil tersenyum sendiri seperti orang gila, aku merasa malu, ibuku bilang Abang ngigau tadi, masa ibu dibilang "bidadari syurga".
Ibuku tidak menyadari, padahal ucapan nya itu benar adanya. Bahwa ibu itu bidadari syurga karena "hanya di telapak kaki ibu yang ada syurga" kaki ayah tidak ada syurga, yang ada hanya "kapalan"
Cinta bersemi di dalam mimpi, setelah bangun tidur lanjut makan. Aku berharap ingin bermimpi melihat bidadari syurgaku.
Waktu terus berlari dan berputar mengelilingi otak ku yang lelah bekerja. Pada akhirnya aku sampai pada waktu sore hari dan sebentar lagi malam.. dan tidur lagi kembali mimpi bertemu bidadari syurgaku.
Singkat cerita, bidadari syurgaku benar-benar ada di dunia nyata persis wajahnya, matanya, senyumnya disaat aku menyapa, cantiknya sesuai bidadari syurgaku dalam mimpi. Tapi bohong
Hanya bunga tidur yang selalu kuncup, jika mekar bunga itu tidak tertidur dan aku tidak mimpi, moga menjadi nyata mimpi ku itu.
"Bangunlah dari tidurmu untuk menjemput mimpi, jika masih mengantuk silahkan tidur lagi untuk melanjutkan mimpi"
(Kisah Nyata Penulis)
1 Syawal 1444 Hijriah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H