Sesampainya di Psikolog, aku diminta untuk menceritakan tentang apa yang menjadi sumber rasa ketakutan, singkat cerita menurut psikolog tempat aku konsultasi bahwa aku ini ada TRAUMA. dengan deteksi dini oleh psikolog itu, aku mencoba mengingat kembali adakah masa lalu yang menimbulkan ketakutan sangat tinggi.
Aku telpon mama papa, karena diriku seorang perantau dari bumi cenderawasih. Menurut mama papa, masa kecil ku mengalami kecelakaan tertabrak mobil ambulance, meninggalkan bekas luka pada dada dan kepala. Sudah jelas adanya, kalau aku trauma masa kecil karena mobil ambulance.
Lama aku melakukan konsultasi ke psikolog belum ada kemajuan, akhirnya aku putuskan untuk pergi ke teman papa yang berprofesi sebagai psikiater. Sebenarnya mama tidak setuju dengan usulan papa ini karena jika psikolog sudah mengatakan bahwa aku ini "trauma", seharusnya aku dibawa ke terapis. Aku sebagai anak hanya mengikuti apapun saran dari papa atau mama atau ada saran dari keluarga yang lain, dan pada akhirnya aku dibawa ke terapis karena mental ku terus saja tidak stabil.
Kedekatan aku dengan mama papa yang menjadikan secara mental ada perhatian khusus dari keluarga, sehingga trauma yang aku alami tidak berlarut-larut dan mudah diobati secara perlahan dan pasti untuk menuju kesembuhan lahir batin.
Setelah diberikan terapi, aku menjadi lebih segar dan semangat hidup ku sudah terlihat hasilnya, sangat berbeda dari sebelumnya, mama papa khawatir dengan anaknya yang trauma masa lalu nya.
Alhamdulillah .. saat ini diriku sudah jauh dari trauma, sudah sembuh namun masih perlu ditingkatkan melatih mental ku dengan tidak lari dari kenyataan jika sedang jalan-jalan lalu mendengar sirine dan aku berserah diri kepada Tuhan yang Maha Pencipta. Aku membiasakan hal-hal yang sekiranya dapat menggangu kesehatan mental ku ini.
Itu saja yang bisa aku ceritakan pengalaman pribadi pada masa lalu, moga cerita ini dapat bermanfaat untuk pelajaran bahwa usaha seseorang dalam menghadapi masalahnya tidak selalu pada di satu orang untuk mencari solusi akhir.
29 Ramadhan 1444 Hijriah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H