Menelusuri jalan setapak berkelok-kelok ingin segera tiba di halaman pertokoan, berdiri tubuh ini sambil tengok kanan kiri demi menanti kedatangan bunda tercinta.
Pertokoan menjadi saksi bisu perjalananku menuju syurga dibawah telapak kaki bunda. Hati ini senang gembira yang ditunggu telah datang menghampiriku.
Tak pernah lelah, bunda selalu memberikan nasehat terbaik, perlindungan dari badai yang telah menerpa. Buun, engkau laksana malaikat yang telah diutus Tuhan ke dalam keluarga.
Kegigihannya dalam membentuk kepribadian setiap bocah-bocah kecil disampingnya yang telah dilahirkan dibesarkan diberikan pendidikan sampai bocah kecil itu dewasa.
Bundaa, kekuatan mu sungguh luar biasa dapat mengalahkan orang muda yang bermalas-malasan. Bunda berjuang menggapai impian menjadi wanita Indonesia yang tegar.
Bundaku tersayang, keaktifanmu pada lingkungan sekitar rumah sangat peduli terhadap pendidikan membaca Alquran, mengajarkan kemandirian untuk anak-anak tetangga rumah.
Bunda, orang tua yang tidak mudah putus asa dalam pembinaan akhlak anaknya, selalu menjadi panutan bagi kami, dan memberikan nasehat jadilah orang baik di bumi Allah.
Bunda, diusia senjamu selalu menjadi perhatian kami yang sesekali menemuinya hanya ingin sekedar menyapa, engkau wanita sholeha pantang menyerah.
Bunda, walau usia sudah uzur engkau selalu mengajarkan kemandirian kepada anaknya. Engkau masih ingin melakukan aktifitas keseharian dikerjakan sendiri.
Bunda, jika engkau yang sudah usia 80 tahun masih mau melakukan pekerjaan rumah tanpa mau dibantu. Aku ingin sekuat bunda tanpa merepotkan orang lain.